Sejak aku lahir di atas Bumi Papua ini, peristiwa malam dan siang yang dahulu aku kenal. Seketika malam aku tidur demi kesehatan tubuhku, sementara demikian bulan terang menemani tidur malamku dan ketika siang aku membuka biji mataku untuk memandang si terang yang terbit dari timur. Matahari memberikanku kekuatan dan kehangatan dengan teriknya. Namun, dimalam hari ada bulan yang menggantikan untuk menerangi seluruh muka bumi.
Sayangnya, bulan tak mungkin menerangi seluruh malam tetapi bulan selalu memberi kegelapn pada setiap bulan. Hal ini yang saya tak harapkan. Kehidupan yang aku lalui di 20 tahun yang lalu ini merupakan malam hari tanpa bulan yang menerangi kehidupan saya.
Sayangnya, bulan tak mungkin menerangi seluruh malam tetapi bulan selalu memberi kegelapn pada setiap bulan. Hal ini yang saya tak harapkan. Kehidupan yang aku lalui di 20 tahun yang lalu ini merupakan malam hari tanpa bulan yang menerangi kehidupan saya.
Oleh sebab itu, selamat datang kehidupan pagi dengan Embun Keniapa, Agadide, Diyai dan Puyai dengan terik sinar matahari untuk memberi kehangatan, hidup baru, perilaku baru, dan sifat yang baru. Karena saya ingin kehidupanku ke depan berjalan dengan baik, kesehatan juga saya berharap baik, mendapatkan pendidikan dengan baik.
Namun kehidupan tak selalu demikian, pasti ada masalah, sakit, putus asa, galau dan lainya itu adalah masa kegelapan atau malam yang tak di terangi oleh bulan terang yang aku tak sukai dan yang aku tak harapkan.
Oleh sebab demikian, dengan senang hatiku mengambil sebuah solusi bahwa selamat datang embun pagi, matahari pagi bersama ULANG TAHUNKU untuk memberi aku harapan baru serta menghapuskan paket malam, kegelapan serta keburukan. Terimah kasih Allah (UGATAME) atas embun pagi, matahari pagi, harapan baru dan PENAMBAHAN SATU TAHUN untuk Moses Douw.
Selalu, selalu, selalu, selalu, dan selalu ada Pagi dalam Hidupku.
Renungan Hari Ulang Tahunku
Yogyakarta, 5 Oktober 2015