BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat

Friday, December 19, 2014

Demokrasi dalam Ideologi Negara, di Bolivia 2006 (Evo Morales)

Oleh: Moses Douw

        Setiap negara di Dunia ini merupakan tujuan yang harus dicapai atau biasanya disebut dengan cita-cita bangsa. Dalam, mencapai cita-cita bangsa sangat susa sekali khususnya dinegara ini. Selain dari itu, cita-cita dicapai dengan landasan hidup, pilosofi dalam lapisan masyarakat itu sendiri, yakni kepercayaan, dan pola hidup bangsa itu.  Dengan demikian, pasti suatu negara mempunyai cita-cita bersama yang ingin diraih oleh bangsa tersebut. Cita-cita bersama itu dilandasi oleh sebuah kepercayaan, tata nilai serta keyakinan yang dianut oleh bangsa itu. Dengan kata lain setiap bangsa mempunyai ideologi sebagai acuan untuk mencapai tujuannya.

           Menurut Karl Marx dan Engel berfokus pada sistem yang ada di dalamnya artinya bahwa, orang tidak bisa katakan saya benar melalui ramalan atau keyakinan keturunan tanpa materialisme di dalamnya. Negara harus, berorientasi pada sipil dengan alasan yang pasti mendasar dalam aspirasi Karl Marx. Salah satunya bahwa, benar keberadaan masyarakat disuatu negara dan di miliki dengan pembawaan masing-masing masyratakat itu sendiri, sehingga maksud dari pendapat tersebut bahwa: ideologi harus sesuaikan dengan keberadaan masyarakat setempat agar terciptanya kondisi. (Marx hegel)
         Tetapi, dalam perkembangan Dunia yang sangat pesat, Yayan codol  menyimpulkan tiga ideologi didunia yakni: “ ideologi liberalisme, ideologi sosialisme dan ideologi Negara ketiga. Yang dimaksud dengan ideologi Negara ketiga adalah ideologi yang berkembang di sebuah Negara berdasarkan sejarah dan kepribadian bangsa yang bersangkutan”. Bila,  di Indonesia masuk pada Point yang ketiga, karena Indonesia mempunyai ideologi pancasila yang karena sesuai dengan kodrat manusia di Indonesia. Apakah ideologi itu dijalankan atau tidak? Ideologi yang di anut oleh Negara Bolivia adalah Ideologi Sosialisme, mengapa?

Ideologi di Bolivia
        Ideologi di Bolivia sangat tergantung dengan kepresidenan sebelum Evo morales menjadi Presiden. Presiden yang pernah menjabat di Bolivia di kisarkan sekitar 79 orang, tak terhitung wakilnya. Presiden yang menjabat sebelum Evo Morales adalah bukan asli dari Bolivia melainkan dari berbagai etnis di dunia, akibatnya ideologi di bolivia sangat tidak tetap. Sering presiden di Bolivia menetapkan ideologi Kapitlisme, sehingga bumi Bolivia sangat di tindas dengan adanya kapitalisme, salah satunya dari Amerika Serikat saa. Apa yang menjadi kepercayaan, pola hidup dan landasan hidup warga masyarakt Bolivia di eksploitasi oleh kapitalis melalui birokrasi di Bolivia.
          Pada tahun 2006 lahirlah seorang Evo Morales, presiden yang berasal dari masyarakat di Bolivia itu sendiri. Pada saat itulah Presiden Evo Morales mengubah ideologi Bangsa sesuai dengan keperayaan atau filosofi masyarakat Bolivia. Karena negara mengalami proses ideologi yang memang tidak jelas akhirnya lahir Ideologi Sosialisme. Dengan ideologi itulah dimanfaatkan Evo Morales untuk menasionalisasi semua yang sedang Eksploitsi oleh Amerika, dengan Kebijakan-kebijakan yang tidak jelas tersebut itu.
Sehingga dengan penjelasan diatasi ini, jelas bahwa ketika seorang presiden menolak kapitalisme maka tidak lain bahwa negara tersebut Menganut ideologi sosialisme.

Demokrasi  di Bolivia
    Sebelumnya Bolivia secara bebas bergerak dan menginvestasikan perusahana asing serta mengesampingkan hak sipil baik non-material maupun material. Disana sangat terbatas untuk bergerak secara bebas di tanah warisan nonok moyang Bolivia. Salah satunya adalah membasmi kokain karena di capkan sebagai narkoba. Kokain adalah sebuah tanaman yang berfungsi dan banyak manfaatnya untuk masyarakat adat di Bolivia. Kokain juga tanaman yang diwariskan oleh nenek moyang. Dan masih banyak hal yang belum sempat disebutkan tetapi dengan diskusi dan perkumpulan kita, dengan sendirinya kita bisa mengetahui semuanya.
          Setelah beberapa, tahun ini di kuasai oleh presiden non-asli Bolivia, alias bukan orang asli, tetapi pada prosesnya bersama partai yang namanya Movement Al Sosialisme, dimenangkan oleh Evo Morales pada tahun 2006. Sehingga pada saat itu dengan presiden Evo Morales mengubah wajah Bolivia yang baru.  Presiden Bolivia melakukan sebuah sistem yang mengembalikan Hak rakyat Bolivia yang ditindas secara tak manusiawi itu. Ia juga mengeluarkan beberapa kebijakan adalah sebagai berikut: menasionalisasi perusahan asing, mencabut diskriminasi terhadap Tanaman kokain, dan penindasan yang lainya. El-Evo juga mempunyai Ideologi yang sangat mendasar dalam Perjunganya yakni; Musuh paling jahat dari umat manusia adalah kapitalisme. Itulah yang mendorong pemberontakan seperti yang kita alami, pemberontakan melawan sebuah sistem, melawan sebuah model neo-liberal, yang merupakan representasi dari kapitalisme yang buas. Bila seluruh dunia tidak mengakui realitas ini, bahwa negara-negara nasional tidak memberikan bahkan yang paling minimal kebutuhan kesehatan, pendidikan, dan gizi untuk rakyat, maka setiap hari hak-hak manusia yang paling asasi sedang dilanggar. ”

                   Ia pun pernah menyatakan,
        “...prinsip-prinsip ideologis dari organisasi, anti-imperialis dan berlawanan dengan neo-liberalisme, jelas dan teguh, tetapi anggota-anggotanya masih harus mengubahnya menjadi realitas yang berprogram”
         Dengan hal diatas ini secara sederhana bahwa demokrasi di Bolivia selama masa jabatan Evo di bagi menjadi beberapa tipe Demokrasi yakni secara prosedural dan subtansif dengan ciri demokratisasi di Bolivia: (1) Presiden dan parlemen dipilih secara bebas dan adil; (2) hak memberikan suara diberikan kepada mayoritas penduduk yang sudah dewasa; (3) hak-hak sipil dihormati; dan (4) tentara tidak terlibat dalam politik praktis

Referensi:
Dumupa Odiyaipai. 2012. Mengenal Dan Belajar Dari Pemimpin Besar.Papua.  Lembaga Pendidikan Papua (LPP)
http://isharyanto.wordpress.com/yustisi-laras/demokratisasi-dan-intervensi-militer-pengalaman-amerika-latin/
http://id.wikipedia.org/wiki/Evo_Morales

Tuesday, December 9, 2014

Ingin tapi Malu

fhoto/ inspirasi, malu

          Seorang anak setiap harinya ia selalu pergi ke sekolah, ia selalu duduk bangku kedua dari deretan pertama. Nama anak itu adalah Riko, anak kedua dari keluarga yang miskin tepatnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (Jln. Timoho). Setiap hari di kelas ia mendengarkan dari pada menanggapi atau menanyakan kepadanya gurunya. Sangat berbeda dari teman-teman yang lain yang mana sifatnya menegur, menanyakan dan menaggapi situasi yang ada, baik di kelas maupun di luar kelas.
         Ibu gurunya selalu menanyakan pada diri sendiri bahwa “apa sebenarnya yang anak ini pikirkan?”  Namun karena Riko selalu baik dengan Ibu gurunya sehingga berat alias susah untuk menyanyakan kepadanya. Kasih Riko terhadap guru-gurunya sangat besar di banding teman-temanya. Sering Riko mempunyai banyak pertanyaan pada saat di kelas, tetapi dia sangat malu sekali bertanya kepada Gurunya alias di hati di sangat ingin sekali untuk menanyan namun dibibir susah mengungkapkan. Pada akhirnya, anak itu dia yang terburuk di kelas maksudnya dalam nilainya. 

Apakah Siap atau Belum
          CERITA pendek diatas ini adalah sebuah inspirasi yang penulis mengambil dan menyimpulkan sebagai salah satu bahan yang bisa mengembangkan artikel ini. Inilah kisah dan sifat seorang anak yang memang kurang di ajar oleh gurunya.
         Dalam artikel ini mendeskripsikan kesiapan kita dalam menghadapi hidup ini  lebih, lebih pada cinta kita terhadap seseorang yang kita impikan atau kita inginkan. Karena perasaan cinta itu lebih tinggi dari perasaan yang lainya. Cinta itu mudah kita inginkan tetapi beratnya itu kita menjalankan dan mengungkapkan.
      Dalam sebuah perjungan kisah cinta, menjujung tinggi semangat yang tinggi. Demikian juga dengan membutuhkan kemauan, dapat mempertahankan kita dari yang apa yang kita jalankan, sepertinya dalam usaha, perkuliahan, sekolahan, bisnis dan cinta. Yang kini kita kaji di dalam artikel ini adalah cinta. Enta cinta terhadap pekerjaan, tujuan, sesama dan terhadap seseorang.
       Untuk itu, dalam mencintai sesuatu adakah ketulusan kita terhadap hal itu? Ketulusan kita menentukan arah kita kedepan. Cinta hanya menjalankan dengan ketidak tulusan hati, apa yang terjadi di masa yang akan datang.  Arah yang lebih baik akan berasal dari arah ketulusan kita dalam menjalani, atau kecintaan kita terhadap apa yang kita patuhi.
        Apakah kita siap atau belum? Pertanyan ini menjadi persoalan yang memang sangat sulit jikalau, memperhatikan persoalan yang kenyataan terjadi di bumi. Saya siap atau tidak, dalam tugas dan tanggung jawab ini? Bila saya siap, apa kontribusi dalam akan hal itu? Yang jelasnya ketulusan dan kecintaan kita. Tindakan individu pada awal mula merupakan persiapan awal dalam mempersiapkan di hari nanti. 

Ingin tapi Malu
           Ketulusan dan kecintaan kitorang berawal dari keinginan, selingkuhan, dan pendewasaan. Yang dimaksud pendewasaan adalah ketika kita dalam menjalani  masa percintaan kita terhadap suatu hal itu sendiri.
          Sebelum dari pada itu, setiap individu akan muncul sebuah keingginan yang tinggi, baik terhadap meterial maupun non-material. Keinginan tersebut akan terwujud ketika kita bertindak atau berpartisipasi didalamnya. Sebab itu, perlunya kita ketahui bahwa keinginan cinta, akan membawa kita ke tahapan yang lebih tinggi, dan tergantung juga dari partisipasi, ruang dan waktu. Dengan adanya keinginan, sifat kita akan terpengaruh juga dalam selingkuhan. Selingkuh merupakan tahap yang kedua dari keinginan. Hal ini, sangat berpengaruh dengan adanya sebuah ke-(malu)-an yang menonjol dalam diri seseorang terhadap hal yang kita inginkan. Malu bertanya, kita terlamat di masa depan; malu bertindak, kita kalah dalam kompetisi; malu berkomunikasi, kita terlambat dalam membaca situasi; malu bergaul, tidak mendapatkan pengalaman; malu berekspresi, sejarah tidak akan mencatat, dan malu berbicara, semut  di masyarakat.
            Oleh sebab demikian, kita sebagai makhluk sosial perlunya kita ketahui bahwa “ketika kita malu kita terlambat dalam mengejar sesuatu”. Kurang lebihnya bahwa ketika ada ruang, gunakanlah dan laksanakanlah karena kesempatan merupakan sebuah lahan yang mendewasakan diri kita dan sampaikanlah keinginan yang terpendam dalam diri kita sendiri.  


PEPATA KATA, ”Apabila kamu sudah tidak punya perasaan malu, maka lakukanlah apa pun yang kamu mau.” Dari kata ini, ingin mengajarkan bahwa malu merupakan salah satu prasyarat untuk ketakwaan, dalam artian ketika ingin melakukan suatu kesalahan dan perasaan malu ada dalam hati maka keinginan untuk melakukannya menjadi hilang

“For You Baby Gial”

Yogyakarta, 9 Desember 2014
Moses Douw
Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta

Monday, December 1, 2014

Terimah Kasih Tuhan (Peace Melaneisa Lirik)

Oleh: Moses Douw















Hari berganti, tahun berlalu
Jalani hidup yang berliku ,,berliku
Enata kemana dan tak tahu kemana e
Harup tujuan ....hidup ini
Sungguh tak mampu
Diri ini
Untuk melawan kenyatan ini
Yang membuatku
Smakin jauh
Dari jalanmu
..........

Kini bru
Aku sadari betapa besar cinta mu
Kau angkat aku
Dan penggang tangangku
Kau bawa ku jalan benar 
Kau peluk didriku
kau hibur hatiku
kau berikanku kedamaian

Ohhh trimah kasih tuhan   trimakasihhhhh
Atas kebaikan-mu padaku...
Kau berikan hidup yang baru
Dengan penuh kasih dan cintamu .........cintamu
Kau lah tuhanku
Kaulah rajaku
Kaulah bapaku yang ku sembah 2x       2x

 Fefffff:::::

Sumber:
https://www.facebook.com/groups/195059352971/?fref=ts
https://www.youtube.com/watch?v=zRy3xUnH2cA
http://www.reverbnation.com/peacemelanesianew


KARX MARX: MATERIALISME SEJARAH, NEGARA, DAN AGAMA

 Oleh Moses Douw

Materialisme
Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan benar-benar ada adalah materi atau benda. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu- satunya substansi Sebagai teori, materialisme termasuk paham ontologi monistik. Akan tetapi, materialisme berbeda dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan idealisme.

Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti: roh, hantu, setan dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial tidak ada. Tidak ada Allah atau dunia adikodrati/supranatural. Realitas satu-satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi. Materi dan aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertama. Tidak ada kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal. Semua gejala berubah, akhirnya melampaui eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi, dalam suatu peralihan wujud yang abadi dari materi.
Setidaknya ada 5 dasar ideologi yang dijadikan dasar keyakinan paham ini:
*   Segala yang ada (wujud) berasal dari satu sumber yaitu materi.
*   Tidak meyakini adanya alam ghaib.
*   Menjadikan panca indra sebagai satu-satunya alat mencapai ilmu.
*   Memposisikan ilmu sebagai pengganti agama dalam peletakan hukum.
*   Menjadikan kecondongan dan tabiat manusia sebagai akhlak.
Merupakan  sebuah paham garis pemikiran, dimana manusia sebagai nara sumber dan juga sebagai resolusi dari tindakan yang sudah ada dengan jalan dialetis.

MATERIALISME SEJARAH
Marx mengemukakan bahwa yang menentukan perkembangan masyarakat bukanlah kesadaran masyarakat, bukanlah apa yang dipikirkan masyarakat tentang dirinya tetapi keadaan riil masyarakat itu sendiri, kondisi dan situasi hidup masyarakat. Jadi bukan sesuatu yang abstrak yang ada ditataran kepala, yang bayangkan, dicita-citakan, tapi fakta-fakta /keadaan yang ada , proses hidup yang nyata. Cara manusia menghasilkan apa yang dibutuhkan untuk hidup itulah yang disebut keadaan masyarakat. Dengan demikian, keadaan masyarakat selain mempengaruhi perkembangan masyarakat juga mempengaruhi kesadaran masyarakat itu sendiri.

Keadaan masyarakat yang dimaksud adalah produksi dan pekerjaan manusia. Manusia ditentukan oleh produksi, baik hasil produksinya maupun cara berproduksi. Pandangan inilah yang disebut materialisme, yang berarti kegiatan dasar manusia adalah kerja manusia. Dalam hal ini pandangan Marx menerima Feurbach,bahwa kenyataan terakhir adalah objek indrawi dalam pengertian objek indrawi ini dipahami sebagai kerja atau produksi. Namun perbedaan dari Feurbach adalah dunia indrawi yang mengelilinginya itu bukan sesuatu yangada begitu saja, melainkan alam merupakan produk dari industri dan masyarakat dalam arti alam adalah produk dari sejarah. 

Kata meterialisme yang digunakan Marx bukanlah dalam arti filosofis sebagai kepercayaan bahwa hakekat seluruh realitas adalah materi, melainkan ia ingin menunjukan pada faktor-fakor yang menentukan sejarah yang terdapat dalam produksi kebutuhan manusia. Seperti dalam penjelasan sebelumnnya faktor-faktor ini mengacu pada keadaan manusia.

Istilah sejarah mengacu pada HegeL, sebagai proses dialektis diterima Marx. Akan tetapi terdapat perbedaan pengertian. Sejarah dalam pengertian Marx adalah perjuangan kelas-kelas untuk mewujudkan kebebasan, bukan perihal perwujudan diri Roh, bukan pula tesis–anti tesis Roh Subjektif –Roh Objektif melainkan menyangkut kontradiksi-kontradiksi hidup dalam masyarakat terutama dalam kegiatan ekonomi dan produksi. Jadi untuk memahami manusia dan perubahannya tidak perlu memperhatikan apa yang dipikirkan oleh manusia melainkan melihat segala hal yang berkaitan dengan produksi.

Menurut Marx sejarah umat manusia sejak zaman primitif di bentuk oleh faktor-faktor kebendaan. Awal sejarah manusia dimulai dengan adanya pemilikan pribadi yang kemudian menimbulkan pertarungan memperebutkan materi atau kekayaan ekonomi. Materi atau benda lah yang menjadi faktor konstitutif proses sosial politik historis kemanusiaan. Marx menyangkal argumen Hegel maupun Weber yang melihat non-Bendawi,roh, dan gagasan berpengaruh dan menentukan sejarah. Inilah paham matrilialisme sejarah Marx.

Untuk memahami materialisme sejarah, kita juga perluh memahami bagaimana paham materialisme Marx. Materialisme adalah faham serba benda. Bertitik tolak dari asumsi itu, Marx meyakini bahwa tahap-tahap perkembangan sejarah di tentukan oleh keberadaan material. Bentuk dan kekuatan produksi material tidak saja menentukan proses perkembangan dan hubungan –hubungan sosial manusia,  serta formasi politik, tetapi juga pembagian kelas-kelas sosial. Marx berpendapat bahwa hubungan-hubungan sosial sangat erat kaitanya dengan kekuatan-kekuatan produksi baru manusia akan mengubah bentuk-bentuk atau cara produksi mereka. Oleh karena itu, materi baik dalam bentuk modal kekuatan-kekuatan maupun alat-alat produksi merupakan basis sedangkan kehidupan sosial, politik, fildsafat, agama, seni, dan negara merupakan suprastruktur. 

NEGARA, ALAT  PENINDAS?
Mengapa Marx begitu skeptis terhadap negara? Ada beberapa alasan Marx menilai terjadinya eksplooitasi kelas borjuis kapitalis terhadap kelas proletar antara lain karena eksistensi negara. Negara ternyata dijadikan alat penindasan. Bagi kelas borjuis negara di gunakan semata-mata untuk mempperkuat status  dan hegemoni ekonomi politik mereka. Kelas proletar karena tidak menguasai  alat dan mode produksi, yang merupakan sumber kekuatan itu, tidak memiliki akses sedikit pun terhadap negara.  Mereka tidak merasa memiliki negara dan terlealisasi dari lembaga politik. Negara dengan demikian, bagi Marx ibarat ‘monster’ menakutkan

AGAMA: CANDU RAKYAT DAN ALAT PENINDASAN?
Menurut Karl Marx, agama adalah candumasyarakat, karena agama, masyarakat menjadi tidak maju dan bersikap rasional. Agama yang dimaksud Marx adalah agama Kristen Ateisme yang diajarkan Marx adalah ateisme modern. Agama yang mengajarkan Tuhan yang serba bisa hanya menipu dan menyesatkan masyarakat. Marx mengkritik Feuerbach yang hanya menyatakan bahwa Tuhan adalah khayalan, namun tidak mencari sebabnya. Bagi Marx sebab yang diberikan adalah manusia lari kepada Tuhan karena penindasan yang mereka terima dari masyarakat kelas yang dikritiknya. Menurutnya agama hanya menjadi penghalang manusia untuk menyangkal dan memperbaiki hidupnya yang sedang ditindas, seandainya Tuhan dan agama tidak ada, maka manusia bisa hidup bebas dan bermartabat. Di sinilah Tuhan sekiranya dicoret karena tidak diperlukan. Manusia seharusnya menolak kapitalisme yang sedang menindas mereka. 

Agama adalah candu untuk rakyat ini merupakan kata-kata Marx ketika ia mengemikakan pandangannya tentang agama. Kata-kata itu merupakan kritiknya terhadap agama. Istilah “candu” menun jukan sinisme dan antipati Marx yang akut terhadap  agama.  Candu mengalihkan perhatian rakyat dari kenyataan sejarah dan melarikan diri dari padanya. Tuhan  yang di ajarkan agama menjadi tempat pelarian manusia, padahal semua persoalan kehidupan manusia harus bertitik tolak dari manusia dan kembali kepada manusia sendiri. Jadi, tuhan bukan manusia yang menjadi Pusat kehidupan. Menurut Marx agama tidak menjadikan manusia menjadi dirinya sendiri, melainkan menjadi sesuatu yang berada diluar dirinya. Inilah yang menyebabkan manusia dengan agama itu menjadi sesuatu yang berada di luar dirinya. Agama adalah sumber ketersaingan manusia. 


 Referensi:

DIAKSES: 21 MARET 2014
DIAKSES : 20 MARET 2014

Kisah Cinta yang Menyakitkan (Aashiqui 2)

Oleh: Moses Douw


Pada awalnya film ini saya tidak mengenal apa isinya, tonton pun juga masih belum alias buta. Ketika itu saya bersama kawan-kawanku di sebuah asrama di Yogyakarta menceritakan kisah cinta di Bangku SMA. Pada saat itu pula, salah satu kawan diantara kita yang menceritrakan kisah cinta saat SMA dan saat itu pula Ia membandingkan film itu dengan kisah cintanya. Kalimat yang Ia lontarkan kepada kami bahwa “bila kawan-kawan pernah menjalani kisah cintah yang memang menyakitkan, alangkah baiknya tidak boleh nonton film ini, karena memang sangat menyakitkan. Begitupun, penulis juga mengajak kepada pembaca untuk memperhatikan hal diatas ini sebelum terjadi hal yang tidak kita inginkan. 

Judul                    :Aashiqui 2
Musik Label        : T-Series
Produksi              : 2013
Aktor                   : Aditya Roy Kapoor (Rahul) dan Sharada Kapoor (Aarohi)
Lagu                    : Drama Romance Musical
Durasi                  : 2 Setengah Jam


Rahul adalah seorang artis India yang sudah di kenal lama oleh belahan dunia dengan film  yang di buat olehnya. Aashiqui 2 adalah film yang ke empat dari yang sebelumnya. Dia sosok seorang artis yang unik, dalam hidupnya Ia menghabiskan waktunnya dengan mabuk. Meskipun begitu dialah artis satu-satunya yang difans oleh banyak orang di dalam maupun luar negeri bahkan di seluruh dunia
Sedangkan, Sharada (Aarohi), seorang perempuan yang berpartisipasi dalam film sebagai seorang penyanyi di Bar yang kemudian Rahul mengangkat dia sebagai kader penyanyi atau pengganti Rahul.
Sebelumnya Rahul adalah seorang artis yang di fans oleh banyak orang, salah satunya Aarohi yang pada saat itu bekerja di Bar. Aarohi juga berasal dari keluarga yang miskin pada saat itu dan anak tunggal dari keluarganya. Karena anak satu-satunya, Ia di tugaskan oleh orang tuanya untuk bekerja di Bar sebagai penyanyi/penghibur.  Aarohi bekerja di Bar selama 3 bulan lebih. Pada saat itu juga Ia pun di potong gajinya 50% oleh manajernya dengan alasan yang tidak jelas, salah satunya Ia kerja sama atau pacaran dengan Rahul. Sebab penilaian manajer terhadap Rahul kurang baik dan banyak catatan hitamnya dalam anarkisme di masyarakat. Hal ini bagi Aarohi tidak terima dengan baik terus persoalan Rahul tidak bersangkut paut dengan masalah keuangan di Bar ini, sehingga dengan berani Ia katakan kepadanya bahwa “Kamu ambil 50% dari hasil dan itupun makanannya kami beli sendiri”.

Pada saat itu pula Rahul memecat Aarohi dari penyanyi di Bar dengan harapan besar bahwa Aarohi disuatu saat bisa menjadi penyanyi/artis terkenal dan itupun melihat kembali di Bar, yang mana lagunya di nyanyikan oleh Aarohi lebih baik dari Rahul. Dengan demikian, Aarohi meninggalkan pekerjanaanya sebagai penyanyi di Bar. Dengan besar hati pemilik bar melepaskan Aarohi dengan sepata kata yakni “aku berdoa kepada Allah agar kau tidak stress, jika itu terjadi jangan khawatir”. 

Tiba saatnya Aarohi kembali ke kampung asalnya, sementara Rahul melamar kerja untuk Aarohi sebagai penyanyi/artis. Hal ini bagi Aarohi merupakan hal yang paling luar biasa baginya karena memang harapan baru yang Rahul tawarkan. Ia pun tiba di rumah orang tuanya dengan tangan kosong, tiada hasil yang di bawa pulang  ke orang tuanya, meskipun itu Aarohi kerja di Bar. Melihat keadaan itu, ibunya sangat memarahi dengan kata-kata yang keras, memang keadaan pada saat itu juga ibunya mengalami krisis keuangan. Tetapi pada akhirnya Ia pun menjelaskannya harapan baru yang di tawarkan oleh Rahul dan bapaknya pun terima hal itu dengan lapang dada. 

Beberapa hari kemudian Aarohi menelpon Rahul namun pertama kalinya gagal karena Rahul di rampok oleh beberapa orang preman, dan kedua kalinya di angkat oleh temanya Rahul. Aarohi sangat menyesal dengan penipuan Rahul yang sangat kejam hingga di marahi orang tuanya. Dengan payah Aarohi pun mencari Rahul namun akhirnya sia-sia. Dengan kemarahan itu, Aarohi pun mencari perkerjaan baru menjadi penyanyi di suatu Bar. Menjelang dua bulan, Rahul pun datang di Bar dan memecat Ia dari penyanyi lagi tetapi Ia pun tidak ingin meninggalkan pekerjaannya karena ia tak ingin lagi terjadi pengalamanya yang lalu. Tetapi, pada akhirnya Rahul menawarkan dia tetap menjadi kader Rahul, sehingga pada saat itu pula Rahul ajarkan etika dalam menyanyi di depan publik maupun dengan cara merekamnya. Dalam proses akhirnya Aarohi mendapat penghargaan dan dari situlah Rahul pun mendua hati dalam perjalanan cinta, sehingga dengan tegas berkata “hubungan kita sampai disini dan pergilah nikmati hidupmu dengan kekayaan dan penghargaanmu”,“Di masa sulitku kau bersama aku dan di masa gembiraku engkau tidak bersama aku, maka saya tidak menginginkan Anda berpisah denganku”. Ujar Aarohi. 

Dan pada perjalanan Kisah cinta Rahul dan Aarohi sangat tidak dikenal oleh publik, sehingga di pertanyakan oleh banyak orang (fansnya)  tentang eksistensi mereka berdua. Oleh karenanya tidak dikenal public memikirkan keberadaan mereka berdua sebagai memanfaatkan kesempatan Rahul terhadap Aarohi. Namun, detik-detik terakhir merupakan moment yang terpenting antara berdua sehingga Rahul menyampaikan apa yang menjadi keluhan baginya, katanya “kau bisa menangis sebanyak yang kau mau tapi hari-hari menangismu sesudah selesai dan saya akan meninggalkan semuanya padamu sendiri, namun aku tak bisa memberi apa yang lebih dari aku, selain yang aku berikan padamu, tempat yang layak yang bisa di hormati banyak orang” dan MULAI SAAT INI aku kan meninggalkanmu. Dan Rahul pun meniggalkan Aarohi kemudian Bunuh diri di suatu jembatan di India.

Kisah cinta ini sangat menyakitkan khususnya terhadap Aarohi. Dalam suatu pacaran maupun sebuah sebuah hubungan jangan terlalu memberi hati sepenuhnya karena cinta akan membuat kita stress dan merugikan diri kita sendiri.  Maka, penulis menghimbau kepada pembaca yang terkasih bahwa ini  merupakan hasil pengamatan penulis dan ini merupakan hasil pemaknaan penulis sehingga pembaca yang budiman lebih baiknya anda sendiri buktikan dan tonton sendiri. Film ini sangat baik maknanya dan itu merupakan kembali pada kita sendiri dalam pemaknaannya.

Penulis: Mahasiswa Kuliah di Yogyakarta 2013

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW