fhoto/ inspirasi, malu |
Seorang anak setiap harinya ia selalu pergi ke sekolah, ia selalu duduk bangku kedua dari deretan pertama. Nama anak itu adalah Riko, anak kedua dari keluarga yang miskin tepatnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (Jln. Timoho). Setiap hari di kelas ia mendengarkan dari pada menanggapi atau menanyakan kepadanya gurunya. Sangat berbeda dari teman-teman yang lain yang mana sifatnya menegur, menanyakan dan menaggapi situasi yang ada, baik di kelas maupun di luar kelas.
Ibu gurunya selalu menanyakan pada diri sendiri bahwa “apa sebenarnya yang anak ini pikirkan?” Namun karena Riko selalu baik dengan Ibu gurunya sehingga berat alias susah untuk menyanyakan kepadanya. Kasih Riko terhadap guru-gurunya sangat besar di banding teman-temanya. Sering Riko mempunyai banyak pertanyaan pada saat di kelas, tetapi dia sangat malu sekali bertanya kepada Gurunya alias di hati di sangat ingin sekali untuk menanyan namun dibibir susah mengungkapkan. Pada akhirnya, anak itu dia yang terburuk di kelas maksudnya dalam nilainya.
Ibu gurunya selalu menanyakan pada diri sendiri bahwa “apa sebenarnya yang anak ini pikirkan?” Namun karena Riko selalu baik dengan Ibu gurunya sehingga berat alias susah untuk menyanyakan kepadanya. Kasih Riko terhadap guru-gurunya sangat besar di banding teman-temanya. Sering Riko mempunyai banyak pertanyaan pada saat di kelas, tetapi dia sangat malu sekali bertanya kepada Gurunya alias di hati di sangat ingin sekali untuk menanyan namun dibibir susah mengungkapkan. Pada akhirnya, anak itu dia yang terburuk di kelas maksudnya dalam nilainya.
CERITA pendek diatas ini adalah sebuah inspirasi yang penulis mengambil dan menyimpulkan sebagai salah satu bahan yang bisa mengembangkan artikel ini. Inilah kisah dan sifat seorang anak yang memang kurang di ajar oleh gurunya.
Dalam artikel ini mendeskripsikan kesiapan kita dalam menghadapi hidup ini lebih, lebih pada cinta kita terhadap seseorang yang kita impikan atau kita inginkan. Karena perasaan cinta itu lebih tinggi dari perasaan yang lainya. Cinta itu mudah kita inginkan tetapi beratnya itu kita menjalankan dan mengungkapkan.
Dalam sebuah perjungan kisah cinta, menjujung tinggi semangat yang tinggi. Demikian juga dengan membutuhkan kemauan, dapat mempertahankan kita dari yang apa yang kita jalankan, sepertinya dalam usaha, perkuliahan, sekolahan, bisnis dan cinta. Yang kini kita kaji di dalam artikel ini adalah cinta. Enta cinta terhadap pekerjaan, tujuan, sesama dan terhadap seseorang.
Untuk itu, dalam mencintai sesuatu adakah ketulusan kita terhadap hal itu? Ketulusan kita menentukan arah kita kedepan. Cinta hanya menjalankan dengan ketidak tulusan hati, apa yang terjadi di masa yang akan datang. Arah yang lebih baik akan berasal dari arah ketulusan kita dalam menjalani, atau kecintaan kita terhadap apa yang kita patuhi.
Apakah kita siap atau belum? Pertanyan ini menjadi persoalan yang memang sangat sulit jikalau, memperhatikan persoalan yang kenyataan terjadi di bumi. Saya siap atau tidak, dalam tugas dan tanggung jawab ini? Bila saya siap, apa kontribusi dalam akan hal itu? Yang jelasnya ketulusan dan kecintaan kita. Tindakan individu pada awal mula merupakan persiapan awal dalam mempersiapkan di hari nanti.
Ketulusan dan kecintaan kitorang berawal dari keinginan, selingkuhan, dan pendewasaan. Yang dimaksud pendewasaan adalah ketika kita dalam menjalani masa percintaan kita terhadap suatu hal itu sendiri.
Sebelum dari pada itu, setiap individu akan muncul sebuah keingginan yang tinggi, baik terhadap meterial maupun non-material. Keinginan tersebut akan terwujud ketika kita bertindak atau berpartisipasi didalamnya. Sebab itu, perlunya kita ketahui bahwa keinginan cinta, akan membawa kita ke tahapan yang lebih tinggi, dan tergantung juga dari partisipasi, ruang dan waktu. Dengan adanya keinginan, sifat kita akan terpengaruh juga dalam selingkuhan. Selingkuh merupakan tahap yang kedua dari keinginan. Hal ini, sangat berpengaruh dengan adanya sebuah ke-(malu)-an yang menonjol dalam diri seseorang terhadap hal yang kita inginkan. Malu bertanya, kita terlamat di masa depan; malu bertindak, kita kalah dalam kompetisi; malu berkomunikasi, kita terlambat dalam membaca situasi; malu bergaul, tidak mendapatkan pengalaman; malu berekspresi, sejarah tidak akan mencatat, dan malu berbicara, semut di masyarakat.
Oleh sebab demikian, kita sebagai makhluk sosial perlunya kita ketahui bahwa “ketika kita malu kita terlambat dalam mengejar sesuatu”. Kurang lebihnya bahwa ketika ada ruang, gunakanlah dan laksanakanlah karena kesempatan merupakan sebuah lahan yang mendewasakan diri kita dan sampaikanlah keinginan yang terpendam dalam diri kita sendiri.
PEPATA
KATA, ”Apabila kamu sudah tidak punya perasaan malu, maka lakukanlah apa pun
yang kamu mau.” Dari kata ini, ingin mengajarkan bahwa malu merupakan salah
satu prasyarat untuk ketakwaan, dalam artian ketika ingin melakukan suatu
kesalahan dan perasaan malu ada dalam hati maka keinginan untuk melakukannya
menjadi hilang
“For You Baby Gial”
Yogyakarta, 9 Desember 2014
Moses Douw
Mahasiswa Papua Kuliah di Yogyakarta
judi bola terbaik taruhan olahraga menggunakan saldo ovo cash
ReplyDeleteproses deposit menggunakan ovo pastinya lebih mudah, cepat, aman dan nyaman
transaksi anda bisa dilakukan 24 jam setiap hari tanpa jam offline
Untuk Info, Bisa Hubungi Customer Service Kami ( SIAP MELAYANI 24 JAM ) :
WA: +628122222995