Pada dasarnya Artikel ini lanjutan dari Artikel Donatus Bidaipouga Mote yang di tulis pada edisi 11/3/6 Timipotu News. Judul yang kami tulis ini adalah buah dari diskusi bersama Donatus Mote dan Stef Bukega, pada beberapa waktu yang lalu. Hal ini bisa dilihat juga melalui clik: http://www.timipotu.com/2016/03/tuhan-aku-bersyukur-karena-aku-pernah.html. Itulah mengapa kami tulis artikel ini?
Moses Douw / Menongko / Asdei |
Pengantar Dari Alkitab
Dosa secara umum adalah pelanggaran terhadap normatif atau pelanggaran terhadap perilaku yang benar. Itulah ketika melanggar terhadap etika yang baik atau larangan, maka disitulah akan ada dosa dalam diri kita setiap manusia.
Pada dasarnya semua manusia tak luput juga dari yang namanya dosa, seketika kita observasi secara umum di Dunia ini. Sebab pikiran manusia tidak terbatas untuk berpikir yang baik dengan apa adanya.
Ketika kita ketahui dalam Alkitab kejadian, disana akan kita ketahui dosa yang dibuat oleh Adam dan Hawa pada awal diciptakanya. Mereka melanggar atas perintah Allah, tentang larangan petik buah. Ketika itulah dosa itu muncul pada awal yang di tuliskan dalam Alkitab itu.
Seiring dengan perkembangan di dunia ini dari sejak dahulu hingga kini memang sangat pesat perkembangannya. Dan tidak kalah juga dengan dosa yang perbuat oleh manusia yang diciptaka oleh Allah ini. Dunia ini sangat tinggi dalam hal ini melanggar larangan, dibandingkan dengan kebaikan yang di buat oleh manusia. Seorang pastor atau ulama atau pun siapa dia latar belakang agama pasti merupakan dosa. Sebab manusia itu lemah.
Timbal balik dari melanggar perintah Tuhan adalah "Hukuman Allah". Ketika kita melanggar perintah Tuhan, maka kita akan merasa takut dan selalu di kucilkan oleh orang merasa diri tak berdosa, dan tidak tenang hidup kita, merasa bersalah, dan tidak akan pernah menikmati kebahagian yang berasal dari Tuhan. Serta kehilangan kebahagian dari diri kita sendiri itu sendiri.
Kami diJauhi, Orang Sok Tak Berdosa
Dalam diskusi itu kami bahas bahwa kenapa banyak orang yang sok tidak berdosa selalu sombong dan menjauhi orang yang berdosa? Itulah yang muncul akan pertanyaan dalam diskusi itu. Kemudia Stefen mencoba menjawab saat itu juga bahwa “ banyak manusia di dunia ini hanya tahu menunjuk orang, tanpa melihat empat jari yang kembali menunjuk diri itu sendiri.
Jawaban ini adalah sangat bobot bagi kami yang terlarut dalam dosa di dunia ini, bahwa manusia di muka bumi ini tak juga terlepas dari dunia dosa. Sepikir jawaban ini adalah penyembuh jiwa berdosa atas penuduhan dan penjauhan terhadap kami. Saya terobati dengan jawaban ini, bahwa hanya bukan kamu yang berdosa tetapi semuanya kita sama.
Dari pernyataan bahwa kami di jauhi? Maka semestinya ada pertanyaan yang harus di muncukan sebagai berikut? Apakah kita sebagai penggoda atau yang tergoda, semua akan akan mendapatkan hukuman dari Tuhan. Semua mendapatkan hukuman yang sama. Itulah cara Tuhan menghukum manusia yang jatuh ke dalam dosa. Kita manusia adalah manusia yang lemah dan Adam dan Hawa yang dulu jatuh dalam dosa. Dosa itu kaitkan dengan Generasi berati , itu adalah Dosa warisan.
Yesus Kristus mati di kayu Salib dalam membereskan dosa adalah menuju kesempurna. Oleh sebab itu, apabila seseorang telah percaya penuh dan benar-benar bertobat serta telah mengalami Kelahiran Baru, janganlah mau di teror atau di intimidasi. Orang lain juga sebenarnya tidak boleh mengungkit-ungkit dosa masa lalu yang ‘hitam’ ataupun ‘kelabu’. Itulah yang kita pahami dan kembangkan dalam hidup ini.
Ampuni Mereka Sebab Mereka Tidak Tahu
Saya melihat di sebuah kota yang sering didambakan oleh orang Indonesia yakni di Jakarta. Sebulan tinggal di Jakarta di sebuah kos bulanan. Kos itu campuran tidak hanya mahasiswa dan pelajar. Disinilah saya melihat perempuan berbuluh laki-laki. Saya perhatikan setiap hari, Ia selalu pagi keluar sore masuk, dengan pakaian lengkap dan aksessories lengkap. Ia orangnya antara baik dan tidak. Ketika saya bertanya pada dia. Apakah ada gereja disini? Jawabnya “ada di Jakarta barat, kakak!!! saya setiap hari kerja di gereja hingga pulang sore”. Saya berkata “ok Hari minggu kita akan ke gereja itu”.
Hari minggu kita jalan ke gereja. Tidak sampai gereja kami turun dari sebuah taksi di salah satu pasar yakni Pasar Senen. Itulah sampai disana Ia berkata dengan senyum “disinilah gerejaku”. Ternyata ia yakin bahwa pasar adalah gerejanya dia. Ia juga mejelaskan “disinilah kami dapat duit dan mempertahankan hidup”. Wah!! Saya jadi bingun.
Dengan sebuah kesaksian itu, membuktikan bahwa orang bisa menebak apakah mana yang baik dan buruk, namun tidak bisa tebak apa yang menjadi pemikiran dasar terkait apa yang ia impikan? Dan juga manusia tak boleh petakan dosa Ia adalah baik dan buruk, apalagi koreksi keburukan yang Ia pernah lakukan selama ia bertahan hidup. Perbuatan dia adalah urusan sendiri dengan pencipta.
Itulah manusia tidak lebih dan tidak kurang antara kita, yang lebih hanya orang yang bisa menekuni pada apa yang perbuat. Dengan itu saya tidak salahkan ia dan saya tidak memuji. Apakah itu yang jalan terbaik buat dalam hidupnya? Tentunya ia merupakan impian memuji tetapi sehendanya mengikuti apa yang Ia lalui.
Maka hendaknya perbuatan kami akan mengarah pada posisi negatif namun itu merupakan impian yang kita tak bis batasi sebab, hidup yang baik datang dari diri kita itu sendiri. Seperti yang biasa di ungkapkan bahwa “Manusia jangan hanya memeriksa, menceritakan serta menjauhi dari pendosa itu”. Maka tuhan, “ampunilah sebab mereka tidak tahu”.
Tuhan, Aku Bersyukur karena Aku Pernah Jatuh Dalam Dosa
Inilah sebuah ayat yang dilontarkan oleh Donatus Mote dalam diskusi semalam di dunia maya, sebab tidak ada kesempatan pada waktunya untuk bertemu dan berdiskusi. Namun itulah kata yang harus di ungkapkan oleh si Donatus.
Kita telah mengetahui bahwa manusia adalah orang yang lemah dan mudah jatuh dalam dosa atau perbuatan yang melanggar norma Tuhan dan lingkungan. Itulah manusia. Sama juga dengan kami “Donatus, Moses dan Stefen” yang pernah jatuh dalam dosa ini.
Dalam diskusi itu, disana Stef dan Donatus menjelaskan bahwa dosa itu sangat kompleks. Dosa secara bentuk waktu kita petakan menjadi 3 yakni: dosa masa lalu, dosa masa sekarang dan dosa masa akan datang.
Dosa masa lalu itu merupakan sebuah peajaran yang kita harus patut kami syukuri dan patut kami bererimah kasih. Oleh sebab itu. “Jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”, kata saya kepada Donatus dan Stefen.
Sehingga, ketika kita terus-menerus mengadakan tindak pencegahan, jangan sampai jatuh dalam dosa! Akan tetapi, sekalipun telah berusaha secara maksimal, ternyata gagal juga? Lalu bagaimana? Lalu kata Donatus dalam diskusi itu bahwa “Jika kita mengaku dosa kita, maka Tuhan adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala dosa.
Kemudian dalam diskusi itu juga Steven menyimpulkan “Dengan penjelasan kami dua ini bahwa segera bikin pemberesan, agar pemulihan dapat cepat terwujud. Jangan dibiarkan sampai berlarut-larut dan segera kita patut bersyukur bahwa kita ini pernah masuk dalam dunia dosa. Sebab, Jalan yang baik dan hidup orang benar makin hari makin meninggalkan, maka mulai dari kini, kebenaran dan terangnya Tuhan itulah yang kita utamakan. Oleh sebab itu, Donatus mengharapkan bahwa kami tiga harus bersyukur karena kami pernah masuk dalam dosa, agar kedepannya berada di jalan kebenaran dan harus ada pagi untuk kami. ( Moses Douw )