Oleh: Moses Douw
Urban
merupakan masyarakat dimana melakukan perpindahan dari Desa ke Kota. Entah
mengapa melakukan perpindahan? Secara harafiah kata Urban mengarah pada
perkotaan, kota kini diidamankan oleh banyak orang pedesaan atau perkampungan
untuk bertempat tinggal didaerah perkotaan. Maka dengan itu, Bintarto pun
menitipkan “Kota sebagai kesatuan jaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi
yang beraneka ragam. Dan juga masyarakat kota terdiri dari masyarakat asli dan
masyarakat pendatang”.
Ketika
kita mempelajari disetip daerah di Indonesia, masyarakat yang paling terbanyak
adalah di daerah perkotaan. Masyarakat disuatu kota dengan status sosial yang
sangat berbeda secara individu. Jika di pandang dengan sosialnya itu sendiri
terjadi dua kelompok masyarakat yang berdomisili di perkotaan. Kelompok
masyarakat terdiri dari kelas-kelas sosial dan kelompok-kelompok sosial. Dengan
adanya kelas dan kelompok sosial menjadi persoalan di suatu negara meskipun itu
tak ada ujung perselisihan.
Dalam
hal ini masyarakat urban di Indonesia merupakan kepentingan yang sanggat
menonjol. Kepentingan itu berdasarkan kebutuhan yang ingin di penuhi oleh urban
tersebut secara individu dan kelompok. Urban di Indonesia berdasarkan dua
kepentingan berbeda yakni:
Masyarakat Urban Permanen
Urban Permanen adalah
masyarakat yang berpindah dari desa ke kota dalam waktu yang lama dan juga mendiami
di tempat itu sendiri sebagai penduduk. Setiap tahun di Indonesia selalu
menigkat jumlah perpindahan masyarakat dari desa ke kota, dan kebanyakan mereka
mendiami di tempat itu pula (BPS
Indonesia). Di berapa kota sebagai tolak ukur permasaahan urbanisasi
khususnya Jakarta dan Papua.
Kota yang memang
terburuk se Dunia yang terletak di negara Indonesia adalah Jakarta. Jakarta
merupakan masyarakat asli yakni Betawi yang tidak selalu di perhatikan oleh
pemerintah Indonesia. Kadang karena urbanisasi terbanyak sehingga masyarakat
asli Betawi di Jakarta pun terminggir.
Sedangkan wilayah kemiskinan yang tertinggi di Indonesia
adalah wilayah Papua. Papua memang sangat kaya dengan semua kekayaan yang di
milkinya. Disamping kemiskinan Papua pun
terjadi urbanisasi selalu mengalir ibaratnya seperti air sungai. Urban yang
mengalir dari wilayah lain ke Papua rata-rata orang miskin, dan tidak tahu
mengolah, pula tak tahu membangun daerah pada intinya bahwa tidak
mensejahterahkan orang asli Papua.
Masyarakat Urban Temporer
Uban
temporer merupakan masyarakat dimana melakukan perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam waktu yang singkat. Keadaan
ini biasanya terjadi ketika seorang itu ingin melakukan sebuah perjungan
misalkan pendidikan. Seorang pelajar atau mahasiswa akan melakukan urban
seketika itu ingin menyelesaikan pendidikan. Kini Urban temporer hanya
meramaikan situasi perkotaan dan setelah meyelesaikan tujuanya akan tetap
kembali ke asal kapung atau kotanya.
Keadaan
perkotaan akan terganggu dengan urban yang tinggi dan itupun menjadi persoalan
yang tidak di selesaikan oleh negara. Berbagai persoalan yang di bawa oleh masyarakat
kampung/desa ke kota dan dari kota ke desa.
Kemiskinan- Kota
merupakan daya penarik yang sangat mendasar pastinya dari sarana dan prasarana,
lapangan kerja, dan kota merupakan kehidupan agak modern dari pada desa. Meskipun
itu, pada akhir-akhir ini terbalik dengan hal ini, artinya bahwa tenaga kerja di
perkotaan menjadi tolak ukur untuk orang desa melakukan urbanisasi begitu pun
juga yang lainya. Urbanisasi membawa kemiskinan di perkotaan misalkan angka
perumahan masayarakat di tepi kali bertamah banyak.
Sampah- Semua
masyarakat yang berpindah dari desa ke kota adalah membawa persoalan yang besar meski yang kita kenal merupakan
sampah. Meskipun kita orang yang pendidikan tinggi pastinya melakukan
pembuangan sampah tidak aman atau tidak di tempat yang di sediakan dalam artian
bahwa kita melakukan urban membawa sampah. Kita ketinggalan apa bila sampah yang
kita buang tidak ada yang kelola, sehingga stigmasisasi orang asli perkotaan
semakin tinggi terhadap masyarakat yang urban dari desa ke kota.
Kesehatan- Penduduk
urban yang bertempat tinggal di daerah perkotaan pastinya bila tak ada tempat
yang harus di tempati berarti akan memilih bertempat tinggal di daerah yang
kurang aman misalkan di daerah kali, kolom jembatan dan di jalan. Persoalan tempat
akan berpengaruh pada sistem pola kesehatan pada masyarakat yang inggal di
perkotaan, sehingga statistik kematian bayi dan orang meninggal karena kesehatan
yang kurang sehat selalu meningkat.
Kebijakan Pemerintah Untuk Urban
Kini
semua masalah yang terjadi di lapisan masyarakat adalah ulah dari pemerintah
yang kurang partisipasif, semua intansi yang ada hanya bersifat Parokial dalam
arti bahwa memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang yang tertindas dan
tidak pernah meperhatikan arah pergerakan masyarakat di daerah maupun daerah
perkotaan. Masyarakat selalu menjadi sasaran dari para pejabat negara dan
daerah. Dengan demikian, pemerintah haruslah
membaca arah masayarakat yang sedang di pimpin itu, karena mereka adalah
bagian yang tak bisa lepaskan dari pemerintahan atau masyarakat yang merupakan
kedaulatan yang tertinggi dalam negara.
Oleh sebab itu, pemerintah harus
membaca arah kemajuan masyarakat di suatu daerah, dengan itu kita bisa
mengatasi arah gerakan masyarakat yang membahayakan masyarakat di masa yang
akan datang. Pemerintah merupakan intansi yang memang memimpin masyarakat yang
madani sebab itu haruslah pemerintah membuat dalam bentuk Kebijakan untuk
mengatasi persoalan yang mengguncang dunai atau membawa krisis. Bila perlu
pemerintah jadikan PERDA. (Moses Douw)
Referensi: