BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat

Saturday, May 2, 2015

Menggali Apa yang Kita Miliki

Oleh: Moses Douw
Photo: Moses Douw

Artikel ini, terinspirasi dari sebuah diskusi intern Ikatan Pelajar Mahsiswa Deiyai di Asrama Deiyai Yogyakarta. Pada saat itu diskusi dibawakan oleh I Ngurah Suryawan dosen unipa sekaligus mengambil S-3 di UGM Yogyakarta, tahun 2014. Topik diskusi tersebut adalah “etnografi Papua dan menulis membebaskan”. Ia menjelaskan secara detail, etnografi Papua dan cara pandang kita terhadap budaya yang kita miliki dan terapan dalam suatu tulisan. Sedangkan Ia juga secara umum menjelaskan menulis bisa membebaskan kita, menulis memperkaya kita, dan menulis menyambung suara kita.

Dari penjelasan diatas ini, muncul pertanyaan baru bahwa pedulikah terhadap apa yang kita miliki? Dan, apakah kita bisa kisahkan melalui tulisan? Pertanyaan itu,  jelasnya bahwa mengajak kita untuk mengenal apa yang kita miliki tersebut. Sebelum dari pada itu, kita juga dituntut untuk mendeskripsikan eksistensi kita sebagai suku bangsa yang memiliki identitas dalam situasi diera perkembangan disemua bidang seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Dengan demikian, pandangan penulis, tentang bumi Papua merupakan pulau yang ditemukan, pada saat itu diperkirakan pulau Papua ditemukan setelah pulau-pulau yang lain di Dunia.  Menurut buku yang saya pernah baca (lupa judul buku): pulau Papua merupakan timbul tenggelam. Maksudnya bahwa kadang pulau ini menghilang, hal ini dipertegas oleh  kunjungan para pedagan dan pendahulu dunia dari dunia barat.

Orang Papua merupakan orang yang paling hebat. Mengapa? Orang Papua adalah orang yang bisa cepat menyesuaikan dengan perkembangan diera globalisasi, tetapi sayangnya Orang Papua tidak bisa menyesuaikan disemua bidang. Yang saya perhatikan adalah orang Papua sangat maju dalam bidang bisnis pertunjukan, atau berjiwa modernitas sehingga melupakan budaya dan sistem yang sebenarnya kita lestarikan. Hal ini sangat berkaitan juga dengan teori Rostow untuk membandingkan masayarakat Papua dengan tahapan perkembangan masyarakat pribumi.

Perbandingan masyarakat Papua menurut:  W.W. Rostow

Ketika kita belajar dibangku SMA pasti kita mendapatkan sedikit pembahasan dari W.W. Rostow tentang perkembangan masyarakat dipandang dari sisi ekonomi. Dalam mengikuti perkembangan masyarakat seharusnya mengikuti perkembangan atau tahapan berdasarkan teorinya Rostow. Teorinya berpendapat bahwa: “masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan tahap konsumsi tinggi”. Tahapan ini adalah tahapan dimana masyarakat berkembang dalam bidang ekonomi dan sosial pada umumnya.

Yang menjadi pertanyaan hari ini adalah; apakah masyarakat Papua pernah mengalami tahapan diatas ini? Langsung saja, dalam hal ini penulis berpendapat  bahwa pada umumnya masyarakat Papua tidak pernah mengalami 5 tahapan perkembangan diatas ini. Sehingga masyarakat Papua langsung menghadapi zaman modern atau perkembangan dari zaman batu langsung ke zaman modern. Hal ini ditegaskan oleh Gregorius Sahdan, S.IP dosen Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD “APMD”) Yogyakarta bahwa: Papua memang ketinggalan zaman. Hal itu memang tidak terlihat tetapi, melalui kelemahan selama ini, dibandingkan dengan pulau lain. Jadi, disisi lain sangat terlihat sifat orang Papua saat ini masih belum berkembang tetapi itu tidak semuanya. Namun, karena adanya inovasi dan kreatif Papua akan lebih baik, dan bisa bersaing dengan isme-isme saat ini. Persoalan diatas ini, dipertegas dengan teori WW.Rostow. “Sehingga, Papua dan semua isi bumi yang ada dalamnya pada tidur sono alias zaman batu dan kemudian di bangunkan oleh orang barat secara tiba-tiba, maka pada saat itulah bingung apa yang harus lakukan”.  Ilustrasi oleh dosen tersebut.

Hal ini tak sama dengan daerah lain seperti Jawa, yang mengalami perkembangan secara sadar dan kemudian menjadi matang dalam semua hal yang membuat masyarakat gonjang-ganjing dari isme-isme di Indonesia dan luar negeri. Agar effeknya dari semua perkembangan yang tersebut tak berdampak kepada seluruh masyarakat disuatu daerah. Namun sungguh luar biasanya manusia Papua bisa matang melalui penjajahan dari Belanda, Jepang dan Indonesia di masa kini. Maka sangat luar bisa perkembangan Papua apabila melalui penjajahan dari beberapa negara tersebut menjadi perubahan dasar bagi Orang Asli Papua untuk menetukan nasib sendiri setelah diberikan kewenangan kepada rakyat Papua untuk mengola tanah dan segala isinya diatas tanah leluhurnya sendiri.

Dengan itu, zaman mengajak kita untuk melihat apa yang kita miliki dan siapa diri kita diatas tanah Papua sebagai warisan dari nenek moyang atau leluhur bangsa kepada anak cucunya. Oleh sebab demikian, kita sebagai bangsa besar apa tanggapan kita terhadap ekonomi, politik, budaya dan lainya.

Menggali Apa yang Kita Miliki

Dengan memperhatikan perkembangan masyarakat Papua yang tidak teratur atau tidak berdasarkan prosedur, dalam menghadapi zaman modern. Persoalan demikian bukan diartikan dalam ketinggalan dengan kebudayaan tetapi yang dimaksudkan adalah dalam menghadapi soal perkembangannya. Tanah Papua kaya akan semuanya, dari kebudayaan hingga kepemerintahan. Dari sisi kekayaan memang kami Orang Papua yang terkaya, tetapi siapkah dalam mengadapi masa modern atau sampai dimana perkembangan Orang Papua serta apakah kita bisa menggali apa yang kita punya?

Berkaitan dengan kekayaan, maka Alam Papua masih utuh, orang Papua masih ada, budaya masih ada, sistem kekeluargaan masih ada, meskipun sedang diserang dan dimusnai, dengan isme-isme saat ini. Isme-isme yang sedang dihadapi sekarang ini adalah kapitalisme, kolonialisme dan imperialisme. Meski isme-isme internal maupun eksternal. Seharunya, Papua yang kaya akan isinya itu, perlunya dikembangkan dengan seadanya atau dengan olahan sendiri. Namun, orang tidak akan datang membangun kita, mengembangkan kita, menghargai kita, membantu kita, menjembatani kita, dan melakasanakan apa yang kita punya.

Kita tahu bahwa orang yang membantu kita tidak sepenuhnya dan tidak dengan hati.  Ada sih orang membantu kita tetapi pastinya merupakan kepentingan alias misi tersembunyi.  Misi tersebunyi ini mempunyai empat kemungkinan, yang kini saya ketahui bahwa: pertama mengintegrasi kami, menghancurkan kami, menyatukan kami dan memenuhi kebutuhan sendiri.

Sebab dengan itu, bumi Papua kini sangat utuh, meskipun dibeberapa tempat sudah dieksploitasi besar-besaran, bersama SDA, SDM, budaya, sospol dan lainya. Kami orang Papua adalah orang yang memang dilahirkan dan diwariskan untuk menjaga dan memelihara tanah Papua. Tetapi, kadang yang menjadi persoalan kekuasan pusat atas daerah.

Kebetulan saya lahir dari tanah Papua dan saya juga besar juga di Papua sehingga saya juga perlu menggali, mengkaji, menganalisis, meneliti dan memahami. Untuk itu, perlunya kita ketahui bahwa keterlibatan kita dalam hal diatas ini sangat dibutuhkan. Dalam hal ini bahwa, menggali kita punya adalah kewajiban kita anak muda Papua. Keterlibatan kita adalah menutup sebuah eksploitasi dan menutup atas kekuasaan dari penjajah.

Maka, pada awalnya artikel ini merupakan hasil diskusi tentang budaya Papua dari cermin antropologi. Secara langsung menggali apa yang kita miliki adalah kemampuan kita memahami dalam sebuah sejarah perkembangan sosial di Papua. Contoh: kita merupakan sejarah Pulau dan sejarah Perjuangan Papua maka dalam artikel ini mengajak kita  untuk mengenal sejarah Papua sebelum orang lain memanipulasi bagian dari kita tersebut.

Sakit hati mengapa budaya orang Papua bisa diteliti oleh orang lain dan kembali diajarkan kembali kepada kita. Perlu ketahui bahwa hal yang kita sendiri kembangkan ada banyak musti dari Ekonomi, Budaya, Politik, Sosial dan Lingkungan sosial. Secara umum dari sisi ekonomi, banyak yang kita sendiri mengola seperti Perusahan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk menguasai apa yang kita punya. Kemudian Budaya, Politik, Sosial dan juga lingkungan juga demikian.

Hanya satu saja luka dalam hati penulis bahwa adakah orang Papua menuliskan sejarah dan kebudayaan kita sendiri dari berbagai sisi disetiap daerah? Ssalah satunya untuk mengantisiasi peneliti muda yang datang atau pencari uang yang datang menuliskan berbagai hal yang milik kita orang Papua. Hal ini juga di tegaskan oleh seorang dosen I Ngurah Suryawan bahwa sebelum orang lain menuliskan sejarah Anda maka seharusnya,  Anda sendiri yang bertindak menuliskan sejarah agar antisipasi ketidaksesuaian dalam menuliskan sejarah manusia Papua”.

Bahwa setidaknya seorang perlu mengetahui eksistensi saya sebagai apa agar tak terjadi penguasaan orang lain diatas kita, bagaikan kita tidak pernah menerima dan tidak pernah menjalani sebuah proses pendidikan. Namun, untuk mengangkat kita sebagai orang yang terdidik perlunya menjadi seorang yang bisa mewakili orang yang tak terdidik didalam keluarga dan lapisan masyarakat kita.

Oleh karena itu, orang muda dan manusia yang tersisa dari hasil penjajahan dan pengusuran serta ditengah krisis kemanusian baik dari pembunuhan dan intimidasi bahwa perlu refleksi diri untuk bagaimana cara untuk menanggapi persoalan didepan mata. Lebih khusus untuk mengangkat sifat atau kodrat kita sebagai manusia Papua bahwa untuk mengenal lebih dalam mengenai siapa diri saya, dari mana saya berada dan juga menggali apa yang katong miliki. Seperti dalam penjelasan diatas ini. (Moses Douw)

Yogyakarta, 03 Mei 2015


Penulis adalah mahasiswa kuliah di Yogyakarta

TENTANG ""

Mosesdouw.blogspot.com adalah website privat Moses Douw yang memuat berbagai tulisan. Apabila perbanyak atau copas tulisan dalam website ini, tolong sertakan alamat lengkap. Terima Kasih

Post Comment

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW