BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat

Tuesday, May 16, 2017

Kekejaman Negara dalam Agama di Indonesia

Kekejaman Negara dalam agama pada tahun 2017, Pasca Vonis Ahok 2 tahun penjara dan pengaruh hingga di Papua


Oleh: Moses Douw

Tulisan ini berawal dari Isu kekiniaan atau HOAX tentang Ahok di Indonesia dan berdasarkan Kata Ali Moertopo bahwa “ Indonesia tidak menginginkan orang Papua, Indonesia hanya menginginkan Tanah dan sumber daya alam yang terdapat dalam pulau Papua.” Yang kemudian ditafsirkan kedalam perbedaan dan keberagamaan yang hanya memanfaatkan potensinya untuk keuntungan sebesar-besarnya untuk negara atau etnis dan agama tertentu yang domisili di Indonesia.

Berdasarkan KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia Kekejaman merupakan perihal (perbuatan, sifat) yang kejam; kebengsian. Arti kejam menunjukan tidak menaruh kasih, ketika dia berkuasa sangat kejam terhadap rakyatnya. Dalam arti, pekerjaan majikan sangat di Kejam oleh majikan dengan tidak menaikan upah kerja dengan sifat keras. Kemudian Negara berdasarkan KBBI Kamus Besar Bahasa Indoesia adalah organisasi dalam suatu wilayah yang merupakan kekuasan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat.

Indikasi dalam pandangan kekejaman Negara di intern Agama tercipta dalam sebuah Negara berkembang.  Mengapa? Negara Maju tidak sama banding dalam kemajuan Negara. Hal ini, berkembangan kemajuan dalam Citizen Charter.  Negara berkembaang seperti Indonesia sangat diprihatinkan dengan kekejaman Negara dalam  Agama, dengan kematangan citizen dalam negara berkembang.

Berdasarkan teori Citizen Charter, masyarakat Indonesia tidak bertingkat untuk menerapkan hight level Citizen, sebab secara umum tidak mampu bersaing dengan negara maju. Hal ini kita bersaksi di Negara Indonesia bahwa masyarakat sangat mampu untuk mengadudomba oleh sebuah negara atau sebuah organisasi untuk mengacaukan masyarakat dan mengikiskan adanya keberagaman dalam Negara Indonesia.

Sedangkan Agama menurut filsuf sosial Karl Marx, memaparkan berdasarkan pandangan materialis dengan disiplin ilmu bahwa “Agama adalah sebuah sumber kebahagiaan setidaknya adalah sumber penghiburan.” Hal ini agama diartikan sebagai sebuah instrumen atau sebuah kebahagiaan yang mempersatukan masyarakat primodial dengan adanya ideologi yang sangat di percaya. Secara umum “agama adalah pecandu masyarakat.”

Maka dengan demikian sangat jelas bahwa “kekejaman sangat berpengaruh dalam sebuah Negara. Negara mempunyai pusat kekuasaan tertinggi dalam suatu organisasi pemerintah maupun suasta. Sehingga kekejaman negara tercipta dalam sebuah Ideologi karena Negara merupakan pusat kekuasaan yang tertinggi. Maka dengan demikian muncul berbagai macam masalah yang akibatnya dari kekejaman negara dalam masyarakat mayoritas demi kepentingan negara tanpa meninjau pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Kekejaman Negara dalam Ideologi perjuangan
Kejamnya negara sangat jelas dalam politik kekinian khususnya dalam perbedaan dalam agama, etnis, Suku, Bangsa dan Ras. Hal ini di tinjau dari pada alinea pertama dalam tulisan ini, dengan memperjuangkan ideologi yang hanya menguras bangsa dan suku lain. Hal ini sangat juga berpengaruh dalam spirit of Fihgt atau perjuangan. Perjungan merebut kekuasaan dan membentuk negara Indonesia adalah sebuah peristiwa sejarah yang terbuai dalam suku, budaya dan ideologi manusia melayu di Jawa. Ideologi ini sangat kental dan tak bisa di pungkiri dengan ideologi lianya.

Kejamnya negara Indonesia terlihat dalam peristiwa pasca Vonis Ahok 2 Tahun penjara di Jakarta. Indonesia dengan jelas mempermainkan FPI sebagai ideologi yang sangat menantang ideologi yang lain selain agama islam seperti agama Kristen dan lainya. Mengapa demikian? Pasti punya alas an yang jelas bahwa dalam ideologi perjuangan menuju kemerdekaan Orang jawa tak pernah dilibatkan suku dan bangsa lain sehingga hal ini menjadi tolak ukur bagi Negara untuk memvonis Ahok dengan 2 Tahun Penjara.
Ideologi perjuangan pada masa perjuangan kemerdekaan sangat dan masih dominan di Indonesia dapi pada menghirmati ideologi negara sebagai dasar untuk negara berkembang.

Ahok,  Ideologi, Organisasi Agama
Pasca kekalahan Ahok dalam politik mata dua di Jakarta pada bulan April lalu sangat kentara adanya ideologi dalam pertempuran . Dan kemudian, sebagai umat beragama harus patut dengan hakim negara Indonesia yang memvonis Ahok 2 Tahun penjara. Meski dalam negara ini terjadi polemik yang tidak bertanggung jawab dalam sebuah organisasi agama dan ideologi.

Salah satunya ideologi agama dan organisasi agama yang melatarbelakangi kepentingan meski menjadi tolak ukur hancurnya Pancasila dan Keberagaman Indonesia sebagai negara multicultural. Tak berhasil dan kemudian memperpecah belah wilayah dan daerah berdasarkan ideologi agama yang ada di negara ini.

Organisasi islam kemudian disebut dengan FPI berhak untuk berdiri di Indonesia berdasarkan hak demokratis (berserikat, berintraksi, bersuara dan berpendapat) di negara Indonesia, namun FPI sangat antusias dengan adanya perbedaan agama yang menonjol dalam suatu negara berdasarkan ideologi perjuangan kemerdekaan bahwa “karena Indonesia diperjuangkan oleh agama islam maka pusat kota harus di pimpin oleh agama Islam.”

Tak salah juga, dengan adanya Vonis 2 Tahun penjara Ahok di Jakarta, beralasan “ Adanya penistaan terhadap Agama Islam” disinilah terjadi organisasi agama bergabung memperjuangakan ideologi perjuangan tanpa melihat apa itu Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dari toleransi agama di Indonesia. Namun dengan demikian Ahok dengan pengikutnya pun tak kala dengan aktifitas FPI ini. Sehingga Pengikut Ahok Atau Ideologi agama Kristen Radikal berperan untuk melakukan demo dengan bebaskan Ahok anpa syarat, di Indonesia dan Berbagai  Negara di planet ini.

Posisi Negara dalam Bhineka Tunggal Ika
       Negara dalam hal ini sangat kejam, dengan mempermainkan Bhineka Tunggal Ika sebagai dasar dan ideologi negara Indonesia. Pasca kekalahan Ahok sebagai Gubernur Jakarta pusat, terjadi gumpalan yang menggunjang adanya perpecahan di Negeri ini. Namun itu sebagai akar persolan yang di munculkan oleh Negara dalam keberpihakan dengan dengan orgnisasi agama untu menyelamatkan ideologi perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Dimana posisi negara sebagai organisasi yang berkuasa untuk melindungi, menjaga  dan melayani? Dalam hal ini negara tak harus campur tangan dalam ideologi Agama tertentu, Sebab adanya penodaan terhadap kebhinekahan. Tak berhaga Pancasila dan undang-undang yang di rancang oleh Soekarno dan teman temannya, sebab banyak terjadi ketidakseimbangan negara ini berdasarkan dasar negara. Ataukah dasar negara itu sebagai pencitraan dan kopian dari Belanda???

Negara semakin hari semakin hilang nalar, Indonesia ini sebab mereka tak kenal Organisasi Agama yang sedang mempengaruh negara dan merusak negara dengan virus ciptaan Agama yang radikal di Negara ini, seperti orgnisasi agama Islam (FPI) dan Kristen di Indonesia yang kini hampir menodai ideologi negara.
    Berikut ini adalah sebuah konspirasi kekejaman negara dalam Agama, dengan menubuhkan intoleransi, dan penistaan ideologi Pancasila.

Kekejaman Negara dan Ancaman Bhineka Tunggal Ika di Indonesia
        Keheboaan berita Ahok yang di vonis 2 tahun penjara di Jakarta Pusat, tak asing bagi warga negara Indonesia bahkan manca negara. Mengapa Ahok di Tahan? Dan Harus di bebaskan? Dua hal demikian, ide sangat bertolak belakang, dengan adanya ideologi yang melatarbelakangi. Sudah Trend bahwa Ahok di Tahan karena “adanya penistaan terhadap Agama islam” dan kemudian di latar belakangi ideologi perjuangan dan perampasan yang pernah di katakana juga oleh Ali Murtopo “Indonesia tidak menginginkan orang Papua, Indonesia hanya menginginkan Tanah dan sumber daya alam yang terdapat dalam pulau Papua.” Ideologi seperti demikian sangat berpengaruh terhadap Agama Islam mengakibatkan adanya pencitraan terhadap Binekha Tunggal Ika.

Peta pergerakan kekejaman Negara dalam Oganisasi agama, Pasca Vonis Ahok 2 Tahun penjara, mengakibatkan adanya aksi seribu Lilin untuk Ahok. Dalam demo yang dilaksanakan oleh masa pendukung Ahok atas Vonis 2 Tahun penjara. Jelas bahwa masa Ahok membawa poster bertulisan “Bhineka Tinggal Duka”. Hal ini memperlihatkan bahwa Tergabungnya negara dalam Organisasi Agama sangat jelas, dengan arti bahwa negara Berpihak dengan Agama yang menjadi Ideologi perjuangan Negara Indonesia.

Hal demikian sangat jelas, dan pada pertengahan Pasca Vonis Ahok sebagai dimana-mana (bahkan luar negeri) terjadi aksi 1000 lilin untuk Ahok, bahwa secara tak langsung muncul perbedaan dan matinya Bhineka Tunggal Ika di Indonesia. Pada prosesnya ini aksi Negara dan organisasi islam  dalam 1000 lilin untuk Ahok.

MengUpdate Perbedaan antar Agama, Ras dan Suku oleh Indonesia di Papua
        Pasca Vonis Ahok, tak hanya di Indonesia (Papua, Sulawesi, NTT, Jawa/Bali, Sumatra dan Kalimantan) bahkan luar negeri pun terjadi aksi 10001 lilin untuk menggenang seorang sosok Ahok yang di penjarakan, dimana disitulah memunculkan sikap brutal Indonesia yang dimainkan di Papua adalah masalah kompleks yang sangat memperhatinkan masa depan Negara Indonesia berdasarkan Kebhinekahan. Tak hanya demikian beberapa provinsi di Indonesia ancam referendum.
         Sudah sangat jelas bahwa “adanya kekejaman Negara dalam perjalanan politik Indonesia di akhir-akhir ini.  Salah satu hal yang sangat terlihat di kalangan masyarakat Papua adalah bagaimana peran Negara dan Organisasi dalam membatalkan aksi seribu lilin untuk Ahok.

Beberapa kota di Papua, mengadakan aksi 1000 lilin untuk Ahok namun yang terjadi di lapangan masih saja terjadi penyimpangan dan kekejaman negara dalam Agama di Papua. Mengapa? Karena beberapa kota mereka membawakan poster tentang “Hidup NKRI” “Nabire Untuk NKRI” dan lainya. Siapa di balik permainan ini?   Karena tak ada hubungan  NKRI dengan Aksi 1000 lilin untuk Ahok. Waw hal inikan sangat aneh?

PGGP Menumbuhkan sifat radikalisme Agama di Papua
      Berdasakan berita undangan yang dikeluarkan oleh Uskup Jayapura Leo Laba Ladjar, OFM pada hari senin memimpin umat Kristen dengan aksi demo damai di depan Kantor DPRP Papua di Jayapura. 
Yang dilansir Jubi Online edisi senin (14/05/17), Uskup Leo menyampaikan delapan poin peryataan di Hadapan anggota DPRD, 8 poin diataranya adalah dukungan pada pancasila; NKRI dan Bhineka  Tunggal Ika serta pembubaran HTI, FPI dan membebaskan Ahok.

Aksi untuk Ahok sangat berbeda dengan aksi yang dilaksanakan di beberapa tempat di dalam negeri dan luar negeri dan salah satunya di Papua. Aksi 1000 lilin sangat kejam wajah negara dalam aksi Pasca Ahok di Vonis. Begitupun juga aksi yang dilaksanakan di Jayapura dibawa pimpinan Leo Laba Ladjar di Jayapura sangat kental adanya intervensi negara dalam aksi, yang kemudian meumbuhkan radikalisme.
        Aksi demontransi ini Penulis menilai adanya sifat sara atau menumbuhkan radikalisme umat kristen dan islam di Papua. Tentunya, kita berpikir jauh bahwa Negara Indonesia adalah negara demokrasi berdasarkan undang-undang 1945 dan pancasila (Bhineka Tunggal Ika). Ketika tinjau Aksi di Jayapura dengan 8 pernyataan itu bahwa masalah Ahok tak ada pengaruh dalam Agama (masalah Ahok adalah simpati keadilan dan toleransi).

Anehnya Aksi PGGP di Jayapura, mengeluarkan pernyataan bahwa “dukungan pada pancasila; NKRI dan Bhineka Tunggal Ika serta pembubaran HTI, FPI. Ketika kita berpikir secara rasional akan muncul ide, masalah Ahok dengan dukungan terhadap Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila sangatlah jauh. Dan pembubaran FPI, HTI adalah sifat melawan terhadap negara yang mana menganut negara demokrasi dan ruang dimana organisasi tersebut bersatu untuk menyurakan secara berimbang dan berkeadilan.

Kemudian situasi perubahan orang Papua yang semakin tertinggal dan semakin di kejam oleh Negara ini Gereja penting untuk beraksi dalam bentuk apapun, sebab pada akal yang sehat orang Papua adalah umat pengikut setia dalam Agama. Meskipun agama sebagai candu msyarakat demi mencari nafkah atau sesuatu melalui 3G berdasarkan sejarah penyebaran agama dari Eropa.
       Oleh karena itu, aksi demo di Jayapura penulis menilai adanya kekejaman negara di dalam Otak aksi dan sangat jelas menumbuhkan Radikalisme dalam Ideologi yang ada. Sehingga akan adanya perpecahan dan adanya ketidak teraturan dalam negara ini. Makan adanya ketidakadilan dalam negeri ini khusunya Rumah tertutup dari hukum seperti di Papua
Masalah AHOK bukanlah sebuah masalah besar yang kemudian terinfeksi kedalam Ideologi Agama, Ideologi Organisasi, Ideologi Perjuangan kemerdekaan Indonesia tetapi masalah ahok adalah keadilan dalam pengambilan keputusan dan simpatisan Ahoker untuk keadilan di Negara Indonesia.


Yogyakarta, 15 Mei 2017 

TENTANG ""

Mosesdouw.blogspot.com adalah website privat Moses Douw yang memuat berbagai tulisan. Apabila perbanyak atau copas tulisan dalam website ini, tolong sertakan alamat lengkap. Terima Kasih

Post Comment

Post a Comment

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW