Pada sebelumnya organisasi mahasiswa di Indonesia berawal dari sejarah pergerakan bangsa sejak pemerintahan belanda. Tidak seperti sekarang belanda membuka kesempatan untuk berpendidikan bagi para pemuda Indonesia untuk mengayam pendidikan di kalangan muda, dengan mendirikan sekolah rakyat. Di bagian Jawa di kenal dengan sekolah rakyat dan khususnya di Papua pun dikenal dengan sekolah guru serta sekolah rakyat. Secara langsung di bagian Papua membentuk gerakan untuk mengajar bagi rakyatnya yang belum mendapatkan pendidikan yang baik, sehingga Belanda menciptakan banyak guru di Papua, tak seperti Indonesia menciptakan sarjana tak bermanfaat untuk daerah dan bangsanya khususnya di Papua.
Sekitar tahun 1908 terbentuk organsisi Boedi Utomo, dengan itu di mulailah sejarah perjuangan bangsa ini untuk merebut kebebasaan bangsa dari sabang sampai Ambon (sebelumnya belum termasuk Papua) secara hukum. Sehingga pejuang muda Indonesia mulai bergabung dengan organsiasi-organsiasi politik dan muncul banyak partai politik pemuda Indonesia seperti, Indische Patij yang dipelopori oleh E.F.E Douwes Dekker atau yang lebih dikenal sebagai Danudirdja Setyabudhi. Selanjtunya bermunculan partai-partai politik lain seperti PKI (Partai Komunis Indonesia) pada bulan Desember 1920, Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 July 1927 dan Parindra (Partai Indonesia Raya) pada tahun 1935.
Perjuangan dan peran mahasiswa Indonesia yang merupakan golongan terpelajar baru pada masa itu serta mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang mengenyam bangku kuliah di Belanda dan kemudian pulang ke Indonesia membawa gagasan-gagasan tentang nasionalisme dan kemerdekaan Indonesia. Gagasan terbentuknya PNI diawali oleh Ir. Sukarno pada tahun 1925 mendirikan Algemeene Studie Club di Bandung. Landasan pergerakannya adalah Nasionalisme,Islamisme, dan Marxisme, yang dianggap dapat menjadi landasan pegaerakan nasional secara garis besar dan sebagai alat pemersatu pergerakan rakyat.
Selanjutnya dalam pergerakam mahasiswa di Indonesia sangat berbeda. Mahasiswa pada masa penjajahan belanda membentuk oposisi organsasi perjuangan kemerdekaan negara Indonesia. Namun kini mahasiswa membentuk organisasI independen di Internal kampus dan eksternal kampus untuk mendobrak kekejaman dan ketidakadilan di dalam negara Indonesia. Sehingga sudah banyak mahasiswa memunculkan organisasi independen di tingkat senat dan kampus. Hal ini tentunya kita tahu bahwa ada organsiasi mahasiswa seperti: HMI (Himpunan Mahasiswa Islam, CGMI, GMKI, PMKRI dan GMNI. Organisasi tersebut berdiri berlatar belakang dan tujuan Keagamaan, Pendidikan, Politik dan ideology masing-masing.
Mahasiswa Papua dan Organsiasi Politik
Mahasiswa Papua sudah ada pada sebelumnya, sejak adanya Belanda di Tanah Papua. Selama masa penajajahan pemerintah Belanda membuka sekolah Rakyat dan Sekolah Guru di seluruh Kecamatan selama masa penjajahan belanda. Selain membangun pendidikan di Papua juga menguras dan mengeksploitasi. Akhirnya, guru hasil beberapa sekolah di Papua itu membangun Papua dari bidang pendidikan. Kebanyakan mahasiswa di sekolah rakyat dan sekolah guru menjadi katakese, pendeta dan guru di pelosok pelosok.
Mahasiswa Papua pada tahun 1960-an telah kuliah di pulau jawa dan pulau lainya, selain itu banyak juga mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi di kota kota terbesar di Papua. Dengan demikian, karena perkembangan pemerintahan dan politik di Papua semakin berkembang juga kampus kampus di seluruh Papua. Yang kini kita kenal adalah Uncen, Unipa dan perguruan tinggi lainya.
Mahasiswa Uncen, Arnold Clemens Ap telah menciptkan organsiasi musisi yang kini di kenal dengan Mambesak. Organsiasi musisi ini telah menyatukan berbagai suku dan bahasa di dalam alunan musik. Hal ini adalah salah satu cara mahasiswa Papua dalam mengangkat harkat dan martabat orang Papua ketika aspek kehidupan di ancam kepunahan. Disinilah mahasiswa sebagai agen dari daerah dan tanah air sebagai rasa nasionalisme.
Setelah tahun 2001 mahasiswa Papua meminculkan organisasi mahasiswa Papua secara kedaerahaan maupun pergerakan. Oransiasi mahasiswa Papua yang kini kita kenal yakni , AMP (Aliansi Mahasiswa Papua), KNPB (Komite Nasional Papua Barat) dan organisasi tak tik lainya. Organisas ini dengan julukan organisasi independen untuk menyuarakan ketidakadilan dan stagnan negara yang selalu membungkam.
Organsiasi Independen dalam Politik di Indonesia oleh mahasiswa Papua untuk kondisi negara sedang pembungkaman terhadap suara-suara kritis begitu gencar, maka gerakan mahasiswa akan tampil sebagai pendobrak kebisuan politik. Mereka lebih lantang menyuarakan kritik dan perlawanan, apalagi ketika kooptasi negara sudah merajalela dan membungkam kaum intelektual dan media massa.
Mahasiswa Papua dan Masalah Politik
Faktanya, mahasiswa Papua adalah agen keluarga, daerah dan daerah gan generasi muda yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa sebagai kaum berpendidikan dituntut harus berpikir kritis di dalam hal mengamati perkembangan politik di Indonesia, apalagi mahasiswa sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan lainnya berdasarkan jurusan dalam sebuah organisasi. Hal ini sangat lah penting bagi perkembangan perpolitikan di Indonesia di Papua.
Masalah perpolitikan Indonesia di Papua sangat berkembang dan tidak ada lini untuk mengatasi masalah-masalah. Masalah yang kini menjadi trend di Papua adalah masalah politik yang berpengaruh di semua bidang. Hal ini adalah ulah dari pemerintah pusat yang hanya memanfaatkan sumber daya alam dan lainya. Disinilah posisi mahasiswa untuk bersuara. Tentunya mahasiswa bersuara harus dalam organiasasi agar lebih berharga dan menggugah.
Mahasiswa yang berpendidikan itu, harus menjadi modal utama dalam menanggapi persoalan yang terjadi di daerah. Hal ini meninjau sikap politik yang di jalankan oleh seorang prokramator Indonesia Soekarno dengan mendirikan berbagai organisasi politik untuk melawan dan menyuarakan kaum tertindas di saat belanda menguasai sebagain besar darah dari Indonesia. Ia menjadi mahasiswa terbaik sebab ia dengan sikap kritis itu telah memerdekakan dari system politik Belanda yang menindas rakyatnya.
Dengan demikian, mahasiswa Papua selama di bangku pendidikan merupakan tanggung jawab yang berat hanya untuk menyuarakan ketidakadilan, ketidakbahagiaan, pembungkaman, pembunuhan, dan masalah sosial politik lainya yang kini menjelajah, menghancurkan, memusnahkan manusia Papua ini dalam sebuah organisasi independen.
Oleh karena itu, mahasiswa merupakan jung tombak dalam perpolitikan di Indonesia khususnya dalam mengatasi dan menyuarakan dan menjadi pondasi dalam perubahan daerah. Menyuarakan dan mendobrak tak harus individu namun mahasiswa harus merupakan masaa yang banyak. Misalnya harus dalam suatu organsiasi seperti, AMP (Aliansi Mahasiswa Papua), GMNI, FMN, PMKRI dan lainya. Tidak hanya demikian, mahasiswa yang berpendidikan tinggi ini, agen bagi perubahan dan tekad yang tinggi dalam menanggapi persoalan yang terjadi di daerah. Mahasiswa juga, berjuang berdasarkan jurusan dan jalur yang di pilih dengan ideology untuk memerdekakan masarakat dengan cara dan uapaya yang di randang berdasrkan nalar dan pikiran masing-masing. Meskipun demikian, untuk merubah taklah mudah namun mudah apabila dalam suatu organisasi independen dengan ideologinya.
Referensi:
Wahyu barata. 2009.Momentum hari sumpah pemuda 28 oktober. Jakarta. Kabar Indonesia
Chandra. 2016 . Organsiasi Politik Kampus dan Mahasiswa . Yogyakarta. Ilmu Politik
Robbin Stephen P, A. Judge Timothy. 2008. Perilaku Organsiasi. Amerika. Salemba Empat
Post Comment
Post a Comment