BREAKING
Create your own banner at mybannermaker.com!

TULISAN TERBARU

Stop Kekerasan di Papua Barat

Monday, February 17, 2025

Pemukulan Guru Tidak akan Menghianati Hasil


Oleh: Moses Douw

Saya Pernah di Pukul oleh GURU Hingga Bengkak dan Berdarah. Orang tua wali saya pernah mengaduh ke GURU namun, saya merasa bersalah menyesal atas Perbuatan saya. Jujur karena kepala Batu alias perilaku kasar sehingga saya sejak SD Berpindah pindah hingga dari kelas 3 Menetap  di Salah satu sekolah hingga tamat.


Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah saya sering di pukul oleh guru enta itu, kesalahan saya kecil maupun yang besar. Pemukulan dari guru memang paling  menyakitkan hingga saya berdarah, bengkak dan hal itu yang tidak pernah lakukan oleh Orang Tua kandung saya, meskipun kita harus menerima dengan adil dan progresif.


Pemukulan Dari guru tidak akan ingkar hasilnya, cepat atau lambat siswa yang di pukul oleh guru pada saat Demontransi tersebut ia akan menggantikan Posisi Guru Victor Tebay bahkan bisa lebih dari Guru. Ingat itu!


Pemukulan guru Tua Victor Tebay terhadap siswa yang bukan muridnya di kelas dan sekolahnya tetapi sebagai guru wajar dan terhormat hanya saja kondisi dan waktu yang membuahkan Kritik. Kepolisian Resort Nabire menangkap secara paksa siswa yang mengaduh ketidaksesuaian program nasional untuk Orang Papua. 


Penangkapan yang di langsungkan Polres Nabire, memang tidak wajar sebab melakukan kekerasan selain itu menutup, mengalangi kecerdasan siswa dan membatasi ruang untuk menyampaikan aspirasi serta sangat militerisme terhadap Siswa yang sedang berkembang. Dalam sela-sela itu guru Tua Victor Tebay  melakukan tindakan pemukulan (enta itu dorongan dan atau tamparan) usai di undang Polres Nabire secara paksa. 


Berbeda guru yang memukul setelah motivasi dan guru yang memukul usai atau sedang memberikan motivasi kepada Siswa yang di tahan Polisi Indonesia di Polres Nabire Papua Tengah. Guru Victor Tebay memukul setelah atau sedang memberikan arahan, motivasi dan dukungan adalah hal wajar oleh guru meskipun itu di larang oleh peraturan.


Hal yang membuat tidak wajar adalah Polisi menangkap siswa dan memaksa VIKTOR TEBAY untuk memberikan arahan kepada Murid atau Anak anaknya di tahanan Polres Nabire. Polres Nabire adu domba orang yang tidak bersalah untuk memarahi, memotivasi, memberikan dorongan dan memukul.

Namun demikian, Victor Tebay hadir di Polres Nabire sebagai orang tua dan Guru untuk memotivasi dan membebaskan siswa dari cengkraman militer Indonesia, sehingga tidak sengaja lampiaskan pemukulan terhadap anak dan muridnya. Pada Intinya, pemukulan guru tidak ingkar hasil nantinya.


Tidak boleh sekolahkan anak ke sekolah,  bikin raport sendiri dan mengajar sendiri apabila tidak ingin anak di pintarkan, di pukul, di marah dan di bentak oleh gurunya. Tentunya dengan marahan, pukulan ujungnya ada emas. Di Ujung Rotan ada Emas. Nikmati hasil jerih paya dan semua pemukulan guru karena kerja keras dan orang sabar menjamin kesuksesan dan  tanpa guru kamu tidak memiliki kesempatan untuk sukses.

Wednesday, February 12, 2025

Pasukan Permenas Ferry Awom Sapu Rata Markas Arfai, Batalyon Kasuari

Oleh: Moses Douw


Pernah dengar Lagu dari  Black Brother group band asal Papua yang mengisahkan tentang peristiwa Arfai 1965 di Manokwari, Papua Barat. “Pada tahun 1965, 28 Juli markas Arfai di serang oleh laskar Papua. Kami tentara sapu rata batalyon Kasuari,”


Cerita tentang perlawanan yang pernah di buat orang asli Papua kepada Indonesia di Markas Arfai 28 Juli 1965. Paska PBB lakukan gencatan senjata dan tanggal 1 Mei 1963 PVK di bubarkan Indonesia, Markas Arfai yang dulu jadi markas PVK, di tempati TNI Yonif 641/ Cendrawasih I


Amiruddin al Rahab dalam artikelnya berjudul “Operasi-operasi militer di Papua pagar makan tanaman?” menyebutkan usai penyerangan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) melancarkan operasi sadar di bawah komando Pangdam Brigjen R. Kartidjo untuk menghancurkan kelompok perlawanan.


Permenas Awom adalah bekas anggota Batalyon Papua. Dia komandan Papua PVK pada zaman Belanda. Dia dan kawan-kawannya berontak karena pasukan Indonesia yang datang membuat ketidaknyamanan bagi masyarakat. PVK atau Papoea Vrijwilligers Korps dibentuk pada 21 Februari 1961 untuk membantu mempertahankan koloni Nederlands Nieuw Guinea dari infiltrasi pasukan Indonesia.


Permenas Ferry Awom mantan anggota PVK bersama anak buahnya menyerang asrama Yonif 641/Tjendrawasih I di bukit Arfai. Akibatnya tiga orang anggota ABRI tewas. Kemudian pasukan PVK paska di bubarkan, dari mereka ada yang pilih gabung dengan Indonesia sehingga jadi TNI, dan ada sebagian anggota PVK tolak gabung dengan Indonesia.


Pasukan PVK yang tolak gabung dengan Indonesia bentuk sebuah kelompok Perlawanan yang sebut dengan nama Pasukan Kasuari. Pasukan kasuari di dirikan selain untuk lengkapi OPM yang telah terbentuk, juga untuk lakukan gerilya di seluruh daerah kepala burung ”Vogel Kop” Pulau Papua.


Untuk lakukan perlawanan pasukan kasuari bentuk 7 (tujuh) Batalyon yang di bantu beberapa Komandan Peleton. Batalyon Kasuari I di pimpin mantan PVK Sergean Ferry Awom, di mana beliau sekaligus merangkap Panglima Umum, dengan daerah operasi Manokwari Kota dan Menyambow.

Marthinus Jimmy Wambraw, Komandan Batalyon Kasuari II dengan daerah operasi Pesisir Pantai Utara yaitu; Saukorem, Arfu, Numbrani, Sidei,dan Nuni. Marthen Rumbiak, Komandan Batalyon Kasuari III dengan daerah operasi; Manokwari Timur, Ransiki, Windesi, Oransbari, dan Wasior.

Mantan Komandan  Polisi Papua, Yohanes Ciprini Jambuani sebagai Komandan Batalyon Kasuari IV, dengan daerah operasi; Warsnembri, Kebar, Saukorem dan Manokwari Kota. Mantan Sergean PVK, Silas Wompere, sebagai Komandan Batalyon Kasuari V, dengan daerah operasi di A3; Ayamaru, Aifat dan Aitinyo. Namun saat bergerilya, beliau di bunuh di daerah Ayamaru oleh komandan Peleton, anak buahnya sendiri; Martinus Prawar.   

Mantan Polisi Papua, Fred Ajoi adalah Komandan Batalyon Kasuari VI dengan daerah operasi Kebar, Merdei, Menyambow, dan Manokwari. Mantan Angkatan Laut Papua, Daniel Wanma, Komandan Batalyon Kasuari VII dengan daerah operasi Sausapor, Saukorem, Teminabuan, dan Sorong Kota.


OPM dan kelompok perlawanan di Markas Arfai dan di Seluruh tanah Papua di bentuk karena; (1) Netherland New Guinea Bukan bagian dari Netherland Hindia (2) Orang Papua Merasa Punya Kak Untuk Merdeka seperti bangsa lain di Muka Bumi, (2) New York Agrrement di Buat tanpa di ketahui Orang Papua, (3) Perubahan sistem Pleibesit dari One Man One Vote ke sistim Musyawarah Mufakat, (4) Setiap hari orang Papua di tangkap, di siksa, di bunuh saat lakukan protes terhadap situasi Politik yang terjadi saat itu. Atau, semua upaya damai yang di lakukan orang asli Papua di balas Indonesia dengan operasi militer dan kekerasan.


Inauri yang adalah seorang guru saat itu, mengatakan bila tentara Indonesia mendapati orang di jalan yang dinilai berperilaku aneh, maka mereka akan main pukul seenaknya, termasuk anak muridnya di sekolah. Permenas yang melihat keadaan tidak beres ini, bersama kawan-kawannya memukul tentara Indonesia yang bikin kacau. Bukan hanya baku pukul, baku tembak pun tak terelakkan. Situasi jadi ramai, masyarakat lari kocar-kacir. Permenas saat itu punya senjata yang selalu dibawa kemana-mana.


Sebelum terjadi serangan besar - besaran ke Markas Arfai, tentara OPM Batalion Kasuari IV di bawah pimpinan Johanes Cipri Jambuani lakukan serangan kepada TNI di Kebar tanggal 25 Juni 1965 sebagai upaya untuk tunjukan diri bahwa kami tidak mau bergabung dengan Indonesia dan PBB dan UNTEA bisa lihat tindakan dan sikap orang Papua itu.


Serangan yang di pimpin Yohanes Cipri Jambuani bersama suku Ayamaru dan suku Karun di Kebar ini di lakukan pagi hari saat aparat Pemerintah dan TNI/ Polisi lakukan upacara bendera pukul, 09,00. Dalam serangan ini 3 (tiga) orang anggota TNI mati terbunuh dan OPM berhasil rampas 4 (empat) pucuk senjata  otomat, 1 pucuk senjata M1 Garand,  3 senapan Mouser serta sepucuk senjata laras ganda.


Setelah di lakukan penyerangan di daerah Kebar dan Ransiki oleh Batalion Kasuari III di bawah pimpinan Marthen Rumbiak, Ferry Permenas Awom buat rencana untuk serang Markas Arfay yang saat itu di tempati oleh TNI Yonif 641/Cendrawasih I.


Penyerangan Markas Arfay Manokwari oleh tentara OPM terjadi pada 28 Juli 1965, mulai pukul, 10 malam hingga pukul 09,00 pagi hari. Perlawanan ini di pimpin langsung Panglima Umum Pasukan Kasuari Sergen Fery Permenas Awom. Dalam lancarkan perlawanan ini, salah satu anak buah Fery Permenas Awom yang juga bekas anggota PVK, kawal Awom masuk dalam Asrama Cenderawasih untuk cari senjata di gudang. 


Masuk sampai di dalam Markas Arfai, apa yang di cari tidak di temukan karena semua senjata telah di sita pimpinan. Awalnya sebelum masuk dalam Markas Arfai, karena di pos ada TNI yang jaga, Awom masuk dan tembak tentara di pos penjagaan tersebut lalu masuk dalam Asrama Cenderawasih. 


Lihat Awom tembak TNI di pos penjagaan, Aiwor, pengawal Awom, prajurit yang sebelumnya di latih tentara sekutu lakukan penyerangan dari depan untuk tarik perhatian TNI yang ada di dalam Asrama. Kemudian, salah satu prajurit OPM, Yulius Inaury bersama empat kepala suku yang ikut gabung, serang dari bagian belakang Asrama Arfay dan sebagian sergap dari samping Asrama.


Perang di tempat ini berlangsung 24 jam, mulai dari jam 10 malam hingga pukul 09 pagi hari, lalu OPM Batalion Kausari undur diri kehutan karena senjata dan amunisi yang terbatas. Pada penyerangan ini, banyak tentara Indonesia yang di laporkan tewas terbunuh dan perang ini di catat UNTEA secara  resmi yang di akui karena perang ini terjadi di depan mereka dan ada orang Papua yang ingin merdeka.

Menurut Julius Inaury, salah satu prajurit OPM yang ikut dalam penyerangan pada tempat ini katakan; “Kami sudah masuk ke Asrama Cenderawasih dari jam sepuluh malam. Masing - masing anggota pasukan di beri tugas jaga dan serang satu barak,” tutur mantan guru SD di YPK Manokwari ini.

Namun penyerangan di tempat ini jalan tidak sesuai rencara dan strategi yang di atur, karena anak buah Fery Permenas Awom sebelum di perintah untuk serang, mereka sudah masuk dalam Asrama penjaga sudah berteriak; “Ada Gerombolan” masuk. 


Mendengar teriakan itu, satu tentara terbangun dari tidur dan dengan senjata di gantung ke belakang sedang berjalan ke arah pasukan Awom yang berasal dari Ansus Serui. Pasukan Awom yang berasal dari Serui ini potong tentara itu. 


Kontak senjata di tempat ini berlangsung hingga tengah malam dan masih berlanjut hingga jelang pagi hari. Hingga pagi, pasukan Kasuari masih berada di dalam Asrama sedangkan tim yang berjaga - jaga di luar terus lakukan serangan sambil tunggu lain yang masih di dalam Asrama untuk keluar semua. 


Penyerangan dari bagian belakang dan samping di lakukan untuk lindungi pasukan yang masih berada di dalam Asrama Arfai. Mereka tidak pakai senjata modern saat itu, hanya Mouser satu, yang lain pakai senjata-senjata jaman dulu yang tembakanya hanya bisa satu-satu peninggalan Belanda dan Jepang. 


Aiwor yang sebelumnya di tugaskan jaga bagian samping untuk lindungi Awom, bergerak ke depan dan di bagian belakang beberapa pasukan. Penyerangan belum selesai tetapi, ada sebagaian undurkan diri dari medan pertempuran karena kehabisan peluru. 


Hingga jam 8 pagi, Awom belum juga keluar dari Asrama Cenderawasih Arfai. Sekitar 30 menit tunggu, Awom akhirnya keluar dalam keadaan sudah di tembak dengan senjata mesin di bagian kaki saat dia menuju pagar kawat duri. 


Awom langsung koprol ke dalam tempat timnya berjaga, sayangnya Awom terlambat salto karena semen tara kakinya masih di udara peluru berikut dari pihak lawan mengenai kakinya, namun dia beruntung karena peluruh yang masuk tidak mengenai tulang, namun celana yang dikenakan Awom sudah kembung karena penuh dengan darah serta berjalan tertatih – tatih. 


Melihat itu, Marthin Prawar membantu dia. Mereka bawah Ferry Awom ke suatu tempat yang aman di hutan untuk  berlindung lalu perintahkan beberapa orang Arfak pergi ke Warmare, jemput seorang mantri bermarga Saway, orang Inanwatan, Teminabuan Sorong Selatan untuk datang bantu Awom. 


Mantri itu pun datang dengan bawah berbagai obat lalu obati luka tembakan pada tubuh Ferry Awom dan beberapa anggota pasukan Kasuari yang tertembak saat itu. 


Dalam serangan di Markas Arfai ini, banyak TNI jadi korban dan pasukan kasuari ambil 1 pucuk senjata mesin regu brend kaliber, 7,7 mm dan sepucuk senjata otomatik, 2 buah sten.


Saat Acub Zainal menjadi Pangdam setelah Pepera 1969 menggantikan Brigjen Sarwo Edi, barulah Ferry Awom dan kawan-kawan menyerah di lapangan Bourasi Manokwari. Brigjen TNI  Acub Zainal Pangdam XVII/Cenderawasih periode 1970-1973 menerima mereka, namun hingga kini tak tahu di mana pusaranya.

 


 Berikut Video Link Perjuangan Papua (1965-1970): https://youtu.be/jNHmEm6_XzQ?si=bq3Plf2Vg4Duvgak

 

Thursday, November 7, 2024

Baltasar Engonga, Tiduri 400 Lebih Wanita di Guinea Equatorial Afrika


Oleh: Moses Douw

Baltasar Engonga adalah pejabat Equatorial Guinea yang terpopuler setelah diketahui kasus seksual dengan sejumlah wanita hingga istri pejabat tinggi. Ia terlibat dalam kasus dugaan video skandal dengan anak sekolah, staf kantor serta istri istri Pejabat dan Istri adik laki lakinya. Dia juga sebagai direktur Keuangan di Guinea Ekuatorial Afrika.

Ia juga merupakan kerabat dekat dengan Presiden Guinea Teodoro Mbasogo dan politikus teropuler di wilayah Guinea. Sementara itu, pejabat ini juga yang mempekerjakan ratusan orang sebagai staf di kantor dan beberapa perusahan miliknya.

Ia terpopuler di manca Negara dan di Afrika dengan adanya penemuan video skandal dirinya yang disimpan dengan jumlah melebihi ratusan, yang beraksi dengan wanita-wanita di kantornya terutama Pegawai Negeri Sipil yang statusnya bersuami. Video aksi tersebut mulai di sebarkan di Seluruh media Platform.

Pada rangkaian pencapaian dalam video skandal dari Baltasar juga mendapat mangsa seperti yang di ketahui hingga sekarang yakni: istri Direktur Keagamaan Presiden, Istri Jaksa Agung, Putri Dirjen Polisi,Istri dari banyak menteri termasuk Menteri Oburu, istri adik laki laki, istri Paman yang sedang Hamil dan banyak wanita ternama di Negara lainya.

Kepolisian Negara Guinea pada awalnya menggrebek kantor hingga menemukan 400 lebih video Sex dengan 400 lebih gadis gadis tersebut di Komputer, hardisk, Flash disk dan Handphone. Kemudian video video tersebut di sebarkan melalui media Sosial. Ia ditahan di Penjara oleh Kepolisian Guinea dengan kasus Korupsinya bukan dengan tindakan asusila tersebut.

Warga Afrika di kagetkan dengan perlakuan kepolisian karena hingga kini belum periksa terkait kasus video tersebut dengan beralasan berdasarkan laporan Tindakan perbuatannya terhadap wanita wanita tersebut bukan karena pemaksaan melainkan atas dasar suka sama suka.

Organisasi Perempuan Afrika turut menyuarakan, tindakan Baltasar itu dinilai bentuk penyebaran penyakit menular seksual sebab Ia diketahui menderita IMS, sehingga perbuatanya akan di tanggungjawabkan dan akan dituntut atas pelanggaran terhadap kesehatan masyarakat.

Perempuan seringkali menjadi korban pelecehan seksual namun di negara ini banyak wanita memilih untuk tidak bersuara karena takut kehilangan pekerjaan, sehingga pelanggaran asusila tersebut harus di bongkar agar kedok pelecehaan seksual di Negara Equador Guinea terbuka dan di ketahui Publik.

Di pihak Baltasar menolak tudingan video seksual yang di grebek polisi karena hingga saat ini menjadi terpopuler namun misteri. Pihaknya membantah hal tersebut karena video video yang tersebar tersebut adalah editan AI. Baltasar juga bantah bahwa video video tersebut adalah hasil editan orang orang yang tidak bertanggungjawab dan hasil editan AI oleh musuh-musuhnya.

Para suami suami dan Masyarakat di Guinea berpendapat bahwa tindakan ini akan di buktikan oleh wanita wanita yang terindikasi dalam video tersebut. Tentunya belum ada wanita yang mengaku atas perbuatannya.

Apabila terindikasi dan di percaya akan mengejutkan dan menunjukan bahwa wanita mungkin lebih banyak berselingkuh dari pada pria. Dapat kita bayangkan satu pria untuk 400 wanita. Disisi lain, dalam kasus ini mengingatkan warga Afrika terkait perlakuan yang sama dari orang kulit putih terhadap pekerja pekerja dan gadis gadis Afrika.

Thursday, October 24, 2024

Praktek Neo-Kolonialisme: Prabowo Canangkan Transmigrasi Ke Papua, Rampas HAM Orang Asli Papua



Oleh: Namukigiba Douw

Peran penting Negara Kesatuan Republik Indonesia berusaha untuk tetap mempengaruhi dan menguasai segala aspek kehidupan berbangsa, masyarakat dan memperteguh propinsi-propinsi di Pulau Papua terlebih khusus DOB (daerah otonomi baru) dengan memunculkan penjajahan gaya baru atau yang lebih dikenal dengan sebutan neo-kolonialisme.

Dapat kita pelajari bahwa masa kolonialisme lebih keras yang dirasakan masyarakat pada zaman kerja paksa atau abad abad sebelum abad 20 ketimbang zaman Neo-kolonialisme sehingga pada masa masyarakat modern sekarang ini sedang merasakan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa di Indonesia.

Neo-kolonialisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kolonialisme dengan cara baru, misalnya penjajahan secara ekonomi, atau budaya. Praktik neo-kolonialisme secara harfiah didefinisikan sebagai neo (baru), kolonial (penjajah), isme (paham). Secara umum, neo-kolonialisme berarti sistem penjajahan bentuk baru.

Sedangkan, menurut Sarrtre Neo-kolonialisme merupakan praktik kapitalisme, dan ‘pasukan kultural’ untuk mengontrol sebuah negara dan bangsa sebagai bentuk kontrol Politik Ekonomi dan Militer secara langsung dan berlebihan namun terstruktur. Kontrol tersebut bisa saja berupa ekonomi, politik, bahasa, budaya, birokrasi pemerintahan, dan lainya. Bertujuan untuk mempengaruhi atau merubah tatanan agar lebih efektif dalam menguasai.

Kini neo-kolonialisme di praktekan oleh Presiden Prabowo (Presiden Terpilih Indonesia yang Ke-8) masih menanamkan hegemoninya melalui berbagai sektor. Tentunya, dapat ditunjukkan dengan adanya kebijakan-kebijakan yang sangat meresahkan dan merampas HAM Orang Asli Papua, salah satunya adalah mobilisasi / transmigrasi Non-Papua dan penggarapan pertanian multi-nasional secara besar besaran.

Fungsi kontrol hegemoni pada awal kepemimpinan Prabowo Gibran merujuk pada kondisi di mana sebuah kelompok oligiarki dan kapitalis, memegang kekuasaan. Namun, kekuasaan ini tidak menggunakan kekerasan fisik melalui militerisme secara represif, melainkan dengan menggunakan kontrol hegemoni yang dimiliki oleh kelompok kelompok tersebut.

Daerah Otonomi Baru tersebut meskipun memiliki wewenang tersendiri berdasarkan undang undang otonomi khusus No 6 Tahun 2001 untuk Tanah Papua dengan membendung ke khususan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat pribumi namun praktek neo-kolonialisme terus digencangkan dengan kontrol hegemoninya tentunya untuk merampas HAM orang Asli Papua demi kepentingan kelompok tertentu.

Mempraktekan Neo-klonialisme di Tanah Papua, negara berupaya memaksimalkan beberapa agenda utama yakni membentuk ketergantungan kepada negara, pencanangan transmigrasi ke Papua, Pemekaran Daerah Otonimi Baru (DOB) dan pencanagan eksploitasi hutan serta pertanian Multi Nasional. Pencanangan transmigrasi dan pertanian adalah misi Utama Prabowo-Gibran pada awal kepemimpinan.

Transmigrasi dan Perusahan Pertanian Multi Nasional

Transmigrasi adalah program kependudukan di lndonesia yang lama sudah berlangsung perkiraan di mulai pada pemerintahan Belanda pada tahun 1905 atau kemudian disebut dengan Kolonisasi. Dengan sasaran utama Transmigrasi adalah mengurangi kepadatan penduduk di Pulau Jawa, juga untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di daerah-daerah luar Jawa. Setelah kemerdekaan, tujuan transmigrasi adalah meningkatkan keamanan, kesejahteraan rakyat, serta mempererat rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Pada era Prabowo-Gibran, transmigrasi masih menjadi salah satu program utama namun penyelenggaraan transmigrasi dihadapkan pada tantangan berupa penerapan asas desentralisasi atau lebih khusus di Papua akan di harapkan dengan Otonomi Khusus untuk Tanah Papua. Sehingga dalam penyelenggarann transmigrasi juga mengharuskan dapat di sesuaikan dengan karasteristik dan kondisi daerah.

Untuk menunjang program transmigrasi Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mendukung pertanian berskala Nasional. Hal itu di tandai dengan adanya perintah tentang perwujudan mandat Presiden RI Prabowo Subianto untuk mencangkan program nasional Swasembada Pangan. Program tersebut di dukung juga oleh partai partai koalisi lainya dalam memenangkan pemilihan Presiden. Salah satunya ketua Partai Amanat Nasional (PAN) dengan menyatakan mendukung penuh terhadap program tersebut dengan menghandalkan proyek lumbung pangan yang kemudian di sebut dengan food estate dan memberikan gagasan untuk garapan perkebunan baru.

Program transmigrasi dan penggarapan 3 komoditi (Padi, Jagung dan Tebu) pangan di Papua adalah bentuk penjajahan (Neo-Kolonialisme) yang sedang di langsungkan oleh negara ( kekuasaan Prabowo Gibran ) untuk Tanah dan Manusia Papua. Program ini sangat jelas mengkolonikan manusia dan tanah Papua.

Perampasan HAK ASASI MANUSIA Orang Asli Papua

Hak orang asli Papua dalam undang-undang otonomi khusus antara lain meningkatkan taraf hidup masyarakat OAP, kemudian mewujudkan pemerataan pembangunan, pemenuhan hak-hak masyarakat Papua, hingga membentuk tata kelola pemerintahan daerah yang baik.

Hak hak dalam undang-undang otsus pun menjadi kompetensi yang harus di perjuangkan lagi oleh orang Papua dalam mempertahankan hak sulungnya, meskpun itu telah di renggut oleh kepemimpinan oligiarki atau pada masa kepemimpinan Prabowo Gibran mencanangkan program Transmigrasi.

Pola transmigrasi yang dicanangkan, tetap memicu timbulnya pengaruh-pengaruh terhadap daerah transmigrsi di Papua dan Orang Asli Papua. Pengaruh tersebut bisa berupa pengaruh baik maupun pengaruh buruk bagi masyarakat asli dan pendatang yakni: 1. Berkurangnya kesempatan kerja bagi masyarakat Orang Asli Papua, 2. Benturan budaya antara masyarakat asli dan pendatang, 3. konflik yang terjadi atas hak kepemilikan lahan. Hal tersebut tidak hanya dirasakan dalam bidang ekonomi, namun juga dibidang politik.

Transmigrasi di daerah pertanian 3 Komoditi (padi, tebu dan jagung) pun memunculkan multi persoalan. Persoalan utama adalah merampas Hak Orang Asli Papua. Hak-hak tersebut itu berupa hak kepemilihan tanah adat atau tanah marga, hak untuk menjadi pegawai, hak untuk maju bupati dan wakil bupati serta Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), intervensi pendatang dalam pasar orang asli Papua, hak untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan, hak untuk bekerja diperusahan milik Negara (BUMN), perusahan pertanian nasional, hak untuk menyampaikan pendapat (demokrasi) dan hak sulung Orang Asli Papua lainya.

Berbicara tentang persoalan Hak Asasi Manusia kaitan erat dengan pejuang kemanusian dan pejuang atas ketidakadilan negara terhadap masyarakat tentunya perampasan, penguasaan dan peningkatan sumber daya yang di miliki daerah tententu. Pejuang Hak Orang Asli Papua dijadikan sebagai kandidat utama menjalankan misi Kabinet Prabowo Gibran pada pengisian dan pergantian sususan garda terdepan Indonesia dalam pembangunan Bangsa.


Kementerian Hak Asasi Manusia dan Program Prabowo - Gibran

Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta. Oleh karenanya tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis. Seindahnya, hak atas tanah Papua adalah warisan nenek moyangnya secara otomatis turun temurun.

Pada dasarnya, hakikat Hak Asasi Manusia merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan kepentingan umun telebih khusus untuk persoalan persoalan Papua. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara masyarakat, pemerintah (Aparatur Pemerintahan baik sipil maupun militer), dan negara.

Hak hak dasar orang Papua sebagaimana disumpulkan adalah hak masyarakat, hak aparatur OAP dan pemerintah dalam membentuk kebijakan kebijakan yang memproteksi penyebab terjadinya konflik dalam hak asasi manusia di Papua. Hak hak tersebut akan direbut dengan adanya program-program Nasional pada masa kepemimpinan Prabowo Gibran yakni transmigrasi dan pertanian 3 komoditi (jagung, padi dan tebu) bertaraf nasional yang sedang berlangsung.

Ditengah mengadapi persoalan perampasan hak hak sulung orang asli Papua, negara melalui kepemimpinan Prabowo Gibran telah membentuk kementerian Hak Asasi Manusia (HAM) dengan menempatkan Aktivis HAM Natalius Pigai, S.IP menjadi Menteri Hak Asasi Manusia, sementara program transmigrasi ke Tanah Papua dan megaproyek pertanian tersebut sedang berjalan, tentunya tamparan keras bagi aktivis HAM dan bagi Orang Asli Papua untuk mempertahankan hak haknya dari perebutan secara halus (Neo-klonialisme) oleh masa kepemimpinan Prabowo Gibran.

Kekuasaan Prabowo dan Gibran sekarang ini, menunjukan hegemoni akan kekuasaan atas sebuah bangsa tertentu dengan memanfaatkan kekuatan dan kontrol politiknya sebagai kepemimpinan untuk pencapaian program program tertentu. Dalam konteks politik Papua Prabowo Gibran memanfaatkan sejumlah Orang Papua demi pertarungan hegemoninya.

Prabowo-Gibran pada awal kepemimpinan mempraktekan Kontrol Hegemoni kekuasan dan Neo-Kolonialisme (penjajahan secara halus dan tidak menggunakan kekuatan Negara) dengan upaya meminimalisir aktivis HAM di Papua untuk merampas hak hak  orang Papua dengan melancarkan program program yang tidak menguntungkan orang asli Papua sebaliknya program program Nasional itulah dalang Pemusnahan Etnis Papua dan dalang merampas hak hak dasar (HAM) Orang Papua. 



Daftar Pustaka

Neokolonialisme, diambil dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Nezar Patria dan Andi Arief (2003) Antonio Gramsci Negara & Hegemoni, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Paul sarte, Jean, (2001) Colonialism and Neocolonialism,Taylor & Francis. London Press

Sunday, April 7, 2024

Perubahan UU Desa, Jabatan Kepala Desa 8 Tahun: Ini Poin Poin Penting Yang Harus di Pahami!


Oleh: Moses Douw


Pendahuluan 

    Berdasarkan history munculnya undang undang No 06 Tahun 2014 tentang desa pada dasarnya merupakan Rancangan undang uandang yang muncul secajak tahun 2012. RUU ini merupakan usulan Pemerintah yang diajukan pada tahun  2012. Pengaturan dan kebijakan tata pengelolaan kewarganegaraan pemerintah desa dan pemerintah daerah meskipun sebelumnya masalah Desa telah diatur dalam Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, terlebih khusus di dalam Bab XI. 

    Namun, kemudian rancangan undang undang tentang desa tersebut disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 15 Januari 2014. UU tersebut mengatur tentang penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan mesyarakat, Hak dan Kewajiban Desa dan Masyarakat Desa, Peraturan Desa, Keuangan Desa dan Aset Desa, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, UU ini juga mengatur dengan ketentuan khusus yang hanya untuk Desa Adat.

    Undang undang Desa No 06 Tahun 2014 tersebut mengalami perubahan yang kedua dengan berinisiatif DPR, dengan terlaksananya rancangan perubahan  UU Desa tersebut, beberapa point point penting pada pasal pasal lain juga mengalami perubahan, diantaranya sebagai berikut: soal dana desa dan lainya. Kemudian  sudah di sepakati bahwa dana desa 15 persen dari dana transfer daerah dan Anggaran akan langsung ditransfer langsung ke rekening Desa.

    Pada 11 Juli 2023 DPR menggelar rapat paripurna untuk Perubahan RUU Desa, dari Masa Jabatan hingga Tunjangan Kepala Desa dan DPR telah mengesahkan RUU tentang Perubahan Kedua atas UU No. 6/2014 tentang Desa (RUU Desa) menjadi RUU inisiatif  DPR melalui siding tersebut. Setidaknya, ada beberapa perubahan penting dalam draf RUU Desa.

    Beberapa pokok perubahan dalam pengesahan rancangan Undang undang (RUU) Desa menjadi UU Desa Perubahan kedua yang telah di sahkan oleh DPR pada 28 Maret 2024 setidaknya 26 butir pasal, mulai dari Ketentuan Pasal 2 penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat, sampai dengan Ketentuan Pasal 118 tentang pengaturan kepala desa, BPD dan perangkat desa.

    Dalam amandemen inisiatif DPR Undang Undang desa No. 06/2014 tersebut Ada beberapa Poin poin penting yang perlu di pahami oleh masyarakat, pegawai dan perangkat desa di Seluruh Indonesia Khususnya di Papua.




Point Point Penting Amandemen UU Desa


1. Masa jabatan kepala desa menjadi 8 tahun dan dapat di pilih maksimal dua kali masa jabatan, Khususnya 

  • Kepala desa dan BPD yang menjabat 6 Tahun masih dapat mencalonkan diri 1 periode lagi
  • Untuk kepala desa yang sementara menjabat periode ketiga maka menyelesaikan masa jabatannya sesuai UU No/6 2014
  • Untuk Kepala Desa dan BPD yang terpilih tetapi belum pelantikan maka masa jabatan menyesuaikan dengan UU No./2014 Hasil amandemen 
  • Kepala desa yang berakhir masa jabatan pebruari 2024 dapat di perpanjang sesuai ketentuan UU No/6 / 2014
  • Kepala Desa yang masih menjabat saat ini akan medapatkan penyesuaian masa jabatan sesuai dengan Reisi UU No 6/2014

2. Kepala desa dan BPD mendapatkan hak pengasilan tetap setiap bulan, tunjangan, jaminan social, kesehatan dan tenaga kerja.

  • Pemberian tunjangan purna tugas satu kali di akhir masa jabatan Kades, BPD Dan Perangkat Desa sesuai Kemampuan desa.
  • Perangkat desa mendapatkan hak pengasilan tetap setiap bulan, tunjangan, jaminan sosial, kesehatan dan tenaga kerja.

3. Adanya persyaratan jumlah calon kades dalam pemilihan Kepala desa dan atau kepala desa dapat dipilih melalui musyawarah mufakat bilamana hanya ada calon Tunggal. 

  • Calon Kepala Desa paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang.
  • Dalam hal jumlah calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi dan hanya terdapat 1 (satu) calon Kepala Desa terdaftar, Panitia Pemilihan Kepala Desa memperpanjang masa pendaftaran calon Kepala Desa selama 15 (lima belas) hari.
  • Dalam hal tidak bertambahnya calon Kepala Desa terdaftar setelah perpanjangan masa pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berakhir, Panitia Pemilihan Kepala Desa memperpanjang kembali masa pendaftaran selama 10 (sepuluh) hari berikutnya.
  • Dalam hal perpanjangan kembali masa pendaftaran calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berakhir dan hanya terdapat 1 (satu) calon Kepala Desa terdaftar, Panitia Pemilihan Kepala Desa bersama-sama dengan Badan Permusyawaratan Desa menetapkan calon Kepala Desa terdaftar secara musyawarah untuk mufakat.
  • Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan 1 (satu) calon diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Pemberian dana Konservasi dan atau dana rehabilitasi untuk desa

  • Desa yang berada di kawasan suaka alam, kawasan pelestarian alam, hutan produksi, dan kebun produksi berhak mendapatkan dana konservasi dan/atau dana rehabilitasi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • Ketentuan mengenai dana konservasi dan/atau dana rehabilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

5. Pendapatan Desa yang bersumber dari APBN dan siltap langsung masuk rekening desa.

  • Pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong-royong, dan lain-lain pendapatan asli Desa;
  • Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
  • Bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota;
  • Alokasi dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota;
  • Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
  • Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga; dan
  • Lain-lain pendapatan Desa yang sah.

        Oleh sebab itu, dari 26 perubahan terdapat beberapa hal krusial,  perubahan ini merujuk pada tingkat pengelolaan perangkat desa, keuangan desa dan aset desa. Hal tersebut dengan adanya perubahan pada sistem persyaratan pada pencalonan kepala desa, sistem pengelolaan pada dana desa dan aset desa. Hakikatnya perubahan atas undang undang desa No 6/2014 adalah bentuk perumusan, pencapaian dan percepatan pembangunan pemberdayaan dan pengadminitrasian desa.

Thursday, October 19, 2023

Yuwo dan Kingmi di Meepago Papua

 


Oleh: Yanpit Kotouki

Tulisan ini agak panjang. Tapi saya harap luangkan waktu sedikit untuk membacanya sampai selesai. Lebih khusus, tulisan ini memang dialamatkan untuk umat Kingmi:

Ada sebuah acara meriah dulu. Acara yg dilakukan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua, khusunya Wilayah Meepago (apabila tidak salah), yaitu acara Pesta Kingmi, atau yang biasa disebut pasar Kingmi. Acara ini, sejak saya kecil dulu di Deiyai, Wakeitei, diadakan, kalau tidak salah setiap tahun--pra perayaan HUT Kingmi di Tanah Papua, 6 April.

Acara ini sangat meriah: umat Kingmi akan berkumpul dari berbagai penjuru untuk memeriahkan kegiatan ini dengan menciptakan pasar sederhana. Mereka akan menjual berbagai macam makanan dan hasil ternak seperti bebek, ayam, kelinci, dll, bahkan hasil kebun. Juga kadang dijual buku2 rohani, Alkitab, dan buku-buku nyanyian rohani. Yang terakhir ini biasanya dari lembaga Gereja.

Mereka (umat), akan berkumpul disebuah tempat yg luas yang telah ditentukan Badan Pengurus Klasis. Biasanya dipusatkan di tempat kalsis. Acara ini dilakukan, biasanya, beberapa hari sebelum Hari Ulang Tahun Kingmi di Tanah Papua.

Lalu, apa hubungannya dengan Yuwo? Adalah pertanyaan yang akan menjawab/'menenangkan' pernyataan-pernyataan yang mengganggu saya belakang ini: "Yuwo daa" atau "Yuwo itu dosa", "Yuwo itu pesta duniawi" dan lain, dan lain. Kegelisahan ini mendorong saya untuk menulis ini. Kegelisahan ini juga, sebenarnya menghinggapi diri saya, sejak saya berada di bangku kuliah, kira-kira, semester 4, 5, atau 6. Yah, cukup lama, setelah dari kecil, SD, SMP, dan SMA sempat mengamini ungkapan-ungkapan, yg menurut saya agak subyektif itu.

Karena pernyataan ini berasal, dan sering dikeluarkan oleh umat Kingmi, maka saya berusaha untuk mencari tahu, asal usul ungkapan itu. Setidaknya yg berkaitan dengan Kingmi. (tentu hanya dengan asumsi. Atau, setidaknya, berandai-andai.

Namun sebelumnya, kita ketahui dulu, apa itu Yuwo? Banyak yang mungkin sudah tahu pengertian Yuwo. Tapi karena saya tahu, banyak juga pembaca yg belum tahu apa itu Yuwo, maka saya akan jelaskan, setidaknya yang saya paham.

Saya juga belum paham pengertian Yuwo secara etimologis dalam bahasa Mee. Tapi Yuwo, umumnya, sering diartikan sebagai Pasar Adat, atau pesta adat.

Yuwo itu Pasar. Konsep pasar orang Mee. Manusia Mee akan memproduksi ternak (Babi) banyak-banyak dan menciptakan pasar untuk menjual hasil produksi tersebut. Tentunya dalam harga yang murah. Harga murah, dalam arti penyerataan harga untuk semua, agar status sosial setiap individu atau keluarga yang berbeda-beda mendapatkan kepuasan yang sama.

Seperti praktek pasar pada umumnya, proses transaksi (jual beli) akan terjadi di sana. Orang dari berbagai penjuru akan datang. Akan berbondong-bondong menghadiri kegiatan yg dilakukan dalam beberapa tahun sekali itu.

Penyelenggara Yuwo adalah daerah di mana produksi Babi dilakukan dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya, di daerah itu, harus ada individu-individu yang kaya secara ekonomi: Ternak yang banyak dan kebun yang luas. Orang orang seperti ini, dalam bahasa Mee disebut "Tonawi". Sampai sekarang, daerah-daerah di meepago, yang dahulu diadakan yuwo, masih mempraktekkannya.

Yuwo itu unik, karena pasar ini diciptakan untuk semua kalangan. Semua merasakan kepuasan yang sama. Tidak ada batas antara orang kaya dan miskin. Dalam hal transaksi, semua rata, semua rasa. Orang yang berkemampuan akan memborong dan membagikan kepada orang yang miskin. Bahkan penyelenggara akan memantau dengan diam-diam, orang-orang yang tidak mampu, seperti janda, duda, anak yatim piatu untuk sebentar memanggilnya dan memberikan sebagian hasil produksi itu.

Yuwo, sebagai pasar, sangat bertolak belakang dengan praktek pasar modern, kapitalisme: Yang kaya untung banyak, dan yang miskin tetap miskin.

Sebagai pasar, moment ini, mungkin, menurut saya, adalah moment dalam suku Mee yang mempertemukan banyak kalangan, banyak unsur dengan skala yang sangat luas. Moment yang langka ini, sering dimanfaatkan keluarga-keluarga dalam suku Mee untuk mencari tahu hubungan keluarga secara utuh, mendengar sejarah-sejarah dalam bentuk dongeng di rumah-rumah yang telah disiapkan penyelenggara. Bahkan moment ini juga, adalah moment di mana para jomblo mencari jodoh. Jadi, yuwo, adalah moment yg nilai sosialnya lebih dominan ketimbang kepentingan pasar itu sendiri.

Yuwo, sekarang, dan dahulu, tentunya saja sudah sangat berbeda. Mungkin praktek pasarnya sudah tidak relevan lagi. meski nilai sosialnya masih saja relevan. Untuk konsep dan praktek Yuwo dahulu dan sekarang kita bisa perdebatkan nanti. Atau teman-teman bisa menyanggahnya di kolom komentar. Tapi saya tidak mau mempersoalkan itu di dalam tulisan ini. Nanti panjang. Saya mau kembali kepada topik saya sebelumnya: Kingmi dan Yuwo:

Tradisi turun temurun yang dilakukan dari sejak dahulu kala ini tiba-tiba saja ingin diruntuhkan dengan dalil teologi, dengan perkataan-perkataan seperti Kafir, dosa, "nanti masuk neraka" oleh sebagaian orang (umat). Termasuk saya sebelum 'gelisah'. Orang Mee (umat Kingmi) sekarang, yang baru mengenal gereja langsung men-cap praktek yuwo dengan narasi-narasi yg subjektif. Apa sih, yang melatarbelakangi narasi-narasi ini?

Saya baru sadar, bahwa, pasar Kingmi, yang sangat dinanti-nantikan oleh umat Kingmi, yang sejak saya kecil, bersama teman-teman menganggap acara paling meriah itu, ternyata adalah kegiatan tandingan Yuwo, yang dibuat oleh para pemberita kabar 'baik'. Atau kegiatan alternatif yang dibuat, karena, meski sudah masuk gereja, para umat ini masi saja mempunyai keingin untuk ke Yuwo.

"Yuwo itu dosa" adalah ajaran misionaris (Kingmi). Bukan Alkitab! Atau mungkin saya yg kurang jelih membaca Alkitab.

Kenapa para misionaris atau pemberita injil itu bisa men-cap Yuwo sebagai aktivitas yang melawan ajaran gereja? Adalah trik misionaris untuk 'menangkan' jiwa-jiwa masuk ke dalam gereja. Trik trik penginjilan yang mengkerdilkan budaya (baik) inilah yang saya persoalkan. Yang semistinya kita, umat Kingmi sekarang kritik.

Kita harus kritik trik-trik penginjilan missionaris yang sangat tidak historis-kontekstual itu. Melarang aktivitas manusia Mee yang baik dengan menakut-nakuti "Yuwo itu dosa", "kalau ke Yuwo nanti masuk neraka" adalah trik penginjilan yang menurut saya menyimpang. Menciptakan narasi subjektif lantaran 'cemburu' dengan kegiatan Yuwo ini musti kita kritik.

Jadi, narasi-narasi tidak baik yang dialamatkan kepada Yuwo adalah narasi-narasi, yang menurut saya sangat tidak Alkitabiah. Karena selama saya tanyakan hal ini kepada beberapa orang tua dalam gereja, semua alasan kelihatan 'rohani' tapi tidak Alkitabiah.

Narasi-narasi subjektif seperti ini, pernah juga dirasakan oleh Zakeus Pakage dan komunitasnya di tahun 1950an, tahun di mana masa-masa penyebaran ajaran Injil semakin subur. Ke'cemburu'an para misionaris ini lahir karena banyak umat yang mulai bergabung dalam komunitasnya. Komunitas Zakheus Pakage, pada akhirnya dilabel sebagai kelompok pengacau, dalam bahasa Mee disebut "Wege Bage". Zakeus juga, oleh misionaris (ogai), pernah difonis gangguan jiwa (gila). Apa yang membuat 'ogai' takut? Bisa baca Gerakan dan Komunitas Zakeus Pakage dalam Disertasi Pdt. Dr. Benny Giay.

Kasus Yuwo dan Gerakan Zakheus Pakage mendapatkan tuduhan yg sama. Tuduhan yang sangat Politis-Teologis. Tentu saja, tidak ada hubungan antara Zakeus Pakage dan Yuwo. Karena, kalau tidak salah, Zakeus juga pernah mengritik Yuwo, tapi, tentu saja kritik dari perspektif yang lain. Saya hanya menyinggung ini lantaran dua kasus ini mendapat label yang sama.

Saya pikir, sekarang saatnya kita buang jauh-jauh narasi buruk itu. Atau setidaknya kita bisa kritik ulang praktek/trik penginjilan para misionaris itu. Kritik ini lebih pada Agama Protestan (Kingmi), ketimbang Katolik yang sudah inkulturasikan budaya ke dalam Gereja.

Saya menulis ini, karena kemarin, 6 Juni 2022, Aiyatei, salah satu kampung di Deiyai, yang sering saya sebut dengan kata "Tanah 'BESAR' Ibo Makiida  ini melakukan pesta Yuwo. Terdorong menulis ini juga, karena, masih banyak sekali keluarga saya dan teman-teman Kingmi, yang masih 'alergi' makan babi Yuwo. Jangankan makan, ke tempat Yuwo, dan menjamahnya saja tidak. Dengan alasan: BERDOSA

Yuwo juga bisa dikritik, tapi tentunya bukan dengan argumen Teologis. Kita bisa kritik di sisi sosial dan ekonomi. Tapi seperti penjelasan saya sebelumnya, bahwa kita akan bahas hal itu di lain kesempatan.

Saya yakin, masih banyak teman2 dari Kingmi yang tidak menerima, atau tidak sependapat dengan saya. Tapi selalu saja kesempurnaan itu dilewati melalui proses komunikasi dan perdebatan. Mari berdiskusi, dengan harapan agar pihak gereja (institusi) bisa melihat dan mempertimbangkan hal ini. Sekian.

 

Yanpit Kotouki

Toko Pemuda Kingmi Jemaat Antiokhia Wakeitei.



Tuesday, September 26, 2023

KARNA SEBOTOL VODKA MAMA PU HARAPAN PUTUS

 

Hari itu dibalik tembok sekolah mama peluk Niko dengan kuat. Selamat Anak trima kasih Ko su bikin mama bangga (kata yang keluar diiringi tetesan airmata bahagia)


Mama pu hasil berkebun yang dijual selama ini su bisa antar Niko menuju Metropolitan, Hari itu tetesan airmata yang bercucuran bikin  sapu tangan biru basah di Bandara. Dengan jacket jeans dan sepatu all star bikin niko tampak percaya diri jalan menuju Sriwijaya Air. 


Hidup dimetropolitan jadi tantangan baru, 

👦”Mama sa mau pulang jaga mama saja, sa tra betah tinggal disini”


👵”Sudah Ko tra perlu pikir mama,  Ingat mama pu doa selalu ada untuk ko. Mama akan trus berjualan bahkan lakukan apa saja untuk biayai ko kuliah “


Hari terus berganti, Niko su mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Anak keriting yang baru menginjakkan kaki di kampus ternama menjadi incaran para gadis (Anak papua jadi pasti de pu uang banyak) Pendekatan terus dilakukan. 


Mulai berbaur dalam lingkungan sosial maupun kampus,  terlibat dalam organisasi dalam kegiatan lainnya.  


Hari itu Hujan deras turun tutup kota sorong, petir dan guntur mulai baku bayar. 

👦”Mama sa lapar skali, sa su trada uang sama skali, sa lapar mama 😭 (tangisan anak yatim dari rantauan) “


👵”Sayang mama pu anak,  mama lagi dalam perjalanan ke bank. Ko sabar sebentar sdikit lagi mama sampe”


👦”Mama trima kasih, akhirnya sa bisa makan”


👵”Iya nak,  ada apa2 kastau mama tempo”


Hendak pulang dari bank dengan baju yang basah dibadan, menuju pasar menyimpan jualan sambil menahan lapar yang bikin mama jatuh tersungkur dipinggir jalan. 


Hari itu pertandingan rektor cup dikampus, Skill yang luarbiasa dari anak keriting bikin perem Chines jawa mata jatuh dipinggir lapangan.  Follower mledak di Instagram, DM datang dari berbagai penjuru sudut kampus. 


👦”Bell lu mau ga jadi pacar gua? (dengan kebranian + kepedean tingkat dewa)”


👧”Lu ngomongnya kok gada rem ya ( tertawa malu2 mau ka ini) hmmm Iya gua mau nik 😁”


👦”Memang hari ini kasuari akan bernyanyi (lompat keliling kampus sampai2 salto biawak hampir terjadi)”


Sore itu disudut kos-kosan niko mulai peras otak “Adooo malam ini bella ajak jalan baru sa trada uang lagi, Niko duduk pikir cara untuk bisa dapat uang”


👦”Mama sa harus bayar praktikum besok, mama bisa kirim sa uang skarang ka?”


👵” Iya nak,  sabar ne mama ke bank skarang”


👵” Niko cek sdh mama su kirim “


Su tra balas mace pu sms lagi, Niko gass dengan CBR warna hitam jemput Bella menuju blok M Jakarta. Karna su mulai tenar, kenalan pun ada dimana-mana. 


Niko su mulai bermain dalam alunan gelombang Jakarta, 👦” Bro lu masuk sini harus minum, biar lu bisa nikmati kya yang lain tu (anjax tawarkan untuk niko) 


Satu botol habis, dua botol habis.  Niko su rasa enak dan de mulai minta tambah. 

Jam 5 pagi niko leher patah diblakang motor di gonceng bella. 


Kuliah mulai berantakan, tipu muslihat mulai muncul dalam pikiran tanpa pikir de pu mama yang berjualan tiap hari. 


👵”Niko kenapa su jarang kasi kabar untuk mama? “


👦”Mama sa ada sibuk susun skripsi jadi, nanti mama kirim sa uang ee “


👵”Oh iya nak, semangat ee jang sampai lupa makan “


Bell gua baru dapat kiriman dari nyokap gua, kuylah ntar malam party, 


👧” Ah siyap bosqu “


Malam itu langit jakarta tampak bercahaya,  CBR hitam gass menuju apartemen kalibata rencana  jemput bella menuju Obama Club. 


Niko tiba depan apartemen, sambil buka helm Bella ada duduk manis dalam Fortuner warna hitam sambil dipeluk pacar barunya. 


👦 “ Woy lu ngapain? Bella itu pacar gua, lu itu cuman dimanfaatin doang, sadar lu sadar (Alex mulai bicara niko) 


Niko pu emosi campur kecewa,  dengan satu napas. Gass jatuh menuju obama club. Malam itu botol vodka berhamburan di dalam club, Dengan patah hati tingkat dewa, Niko mulai menikmati Jalanan ibu kota dengan kecepatan CBR yang diatas rata-rata menuju Ancol pada malam itu.

Kecepatan yang luarbiasa itu pun antar niko ke dalam cengkraman Besi beton pembangunan jalan Tol. 


Malam itu langit dikota sorong tampak tidak berbintang, kulit yang mulai keriput, Baju yang tampak kusam dibadan dengan naluri seorang ibu yang merasakan sesuatu yang aneh. 


Tiba-tiba Hp berdering. 

👮” Hallo selamat malam Ibu, kami memberi tahu bahwa anak ibu baru saja mengalami kecelakaan dan kami mohon maaf, dan turut berduka cita nyawanya tidak dapat tertolong “


Hp jatuh dari genggaman, Mama pun juga ikut tersungkur jatuh bersamaan dengan Hp menahan perut yang keroncong dari siang .


Pagi itu Sriwijaya air mendarat dikota sorong,  wanita paruh baya pun tak mampu menahan tangis menyaksikan putra semata wayangnya kembali dengan tangan didada kapas dihidung terbaring kaku  .


👵 “ Niko sayangeee mama pu harapan putus, mama pu hidup su tra berarti.  Selamat Jalan anakku 😭 Doa dan airmata mengiringi kepergianmu. 


OlRumbewas Free’von

____________________________________

Jangan lupa Follow Fb : Menongko

Wednesday, June 7, 2023

Himbauan Umum: Kepada PJ Gubernur Papua Tengah, Bupati Nabire, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Puncak, Intan Jaya dan Puncak Jaya



Oleh: Namukigiba Marxism Douw

Pada dasarnya kesatuan dan persatuan masyarakat suatu bangsa adalah hal yang patut diperjuangkan dengan gigih terutama di Papua. Meskipun keadaan masyarakat Papua memiliki latarbelakang dan tingkat yang berbeda antara suku  berdasarkan strata ekonomi, budaya, sosial, dan sebagainya.

Kini menunjukkan adanya pemekaran dan Polemik sosial, elemen-elemen masyarakat justru ingin menguasai, menonjol menyimpan dendam antara masyarakat di Papua.

Hal ini dapat dilihat dari beberapa persoalan belakangan ini dapat meruntuhkan kesatuan masyarakat Papua dengan gerakan gerakan perang suku atas sengketa Tanah, politik pilkada, dan Persoalan lainya.

Gerakan-gerakan perlawanan, perselisihan antara suku dengan sengketa tanah dan Politik sangat kencang di Nabire, pada khususnya Sengketa Tanah di Topo.

Berkaitan dengan adanya kompetisi sengketa Tanah Adat Di Kekuasaan Pemerintah Kabupaten Nabire di Topo. Dengan Dalil persoalan Sengketa Tanah adat Suku Mee dan Suku Wate yang di beli Oleh Suku Lani. Sehingga memunculkan pertikaian serta memakan korban Jiwa 2 orang Marga Wabes dan Magai.

Pertikaian yang memakan korban jiwa pada sengketa Tanah di Topo ini perlu dilakukan perhatian khusus untuk menanganinya. Karena, konflik seperti ini terjadi pertama kali di Nabire dan Pertama kali di Propinsi Papua Tengah yang umurnya masih Tunas.

Pertumbuhan dan perkembangan Ekonomi dan pendidikan masyarakat dapat di bedakan berdasarkan pengetahuan masyarakat. (W.W. Rostow). Hal ini terlihat pada perkembangan masyarakat di Papua. Sehingga Keberpihakan antara suku dan gengsi suku sangat kental di masyarakat minoritas yang pendidikan formal dan non formal tidak terbuka dan minim.

Dengan minimnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat sangat mudah untuk di adu domba oleh kelompok tertentu dengan tujuan terselubung dengan mengorbankan masyarakat.

Dalam keadaan seperti itu pemerintah provinsi Papua, DPRD, Forkompinda dan pemerintah kabupaten untuk segera selesaikan dengan langkah persuasif. Langkah kongkrit yang dapat di Gunakan adalah:

1. Menentukan Tapal Batas Suku MEE dan Wate di Nabire dan pada umumnya di Seluruh Papua Tengah


2. Menyenyelasikan sengketa tanah antara Suku Wate, Suku Mee, dan Suku Dani di Topo.

 
3. Pelaku yang melatar belakangi kasus Topo harus di Adili sesuai hukum yang berlaku.


4. Bangun Persatuan dan Kesatuan masyarakat Papua yang Terdidik dan tidak di adu domba.


5. Segera menentukan Kepala Suku di Semua suku di Papua khususnya di Nabire.

Selamat Baca Para Pengunjung Terhormat

Papua

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW