BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat
Showing posts with label LIRIK LAGU. Show all posts
Showing posts with label LIRIK LAGU. Show all posts

Tuesday, September 3, 2019

Aparat TNI/POLRI Kecam Pelaku Anarkis: Anarkis Bukan Budaya Demo Orang Papua


Oleh: Moses Douw

Pada Bulan Agustus bertepatan dengan hari lahirnya bangsa Indonesia 19 Agustus 2019, diikuti pula dengan pencemaran nama Indonesia karena telah melakukan Penistaan, pencemaran dan penyebutan nama Monyet terhadap orang Papua.

Dengan itu, membuat orang Papua tersinggung dan tidak senang sebutan tersebut. Penghinaan monyet ini banyak dilontarkan oleh beberapa petinggi Negara hingga Artis dan Politisi hingga Masyarakat di mana saja. Persoalan ini sering diselesaikan dengan kata Minta Maaf tanpa berakhir.

Kasus Natalius Pigai disebut dengan Gorila,  cita citata mencederai  budaya Papua, Kasus Yogyakarta 2016 yang nyatakan orang Papua monyet , Kasus Gorontalo yang mengakibatkan luka tusukan dengan sebutan monyet dan sebutan lainya. Peristiwa seperti demikian sering saja di temukan juga dalam media sosial.

Persoalan penyebutan monyet ini selalu di vonis permintaan maaf. Dari beberapa kasus  diatas ini selalu mengungkapkan permohonan maaf. Contoh Pada tanggal 23 Agustus 2019 Jokowi mengungkapkan kasus mahasiswa Surabaya dengan sehelai kata Maaf. Ketika minta maaf cobalah tidak sebut , tapi aneh Selalu masyarakat Indonesia tidak lupa Vonis Kata Monyet terhadap orang Papua. Namun, pada kali ini masyarakat Papua memang tidak toleransi terhadap Negara dan Ormas Pemuda Pancasila yang menyebut mahasisawa Papua dan Orang Kulit Hitam Monyet.

Ketidakterimaan permohonan Maaf Jokowi  dari masyarakat Papua hingga kini masih melakukan demontransi dimana-mana.  “Kami tidak maafkan karena banyak diungkapkan oleh orang Indonesia kepada kami orang Papua. Dan saya rasa hal ini, negara doktrin masyarakat  dengan rasis. Dan kami ini dijadikan komoditas ekonomi politik dari orang Non-Papua”. Ujar Demonstrans dalam Orasi di Nabire.

Menolak Permohonan Maaf

Polda Jawa Timur membanta ucapan monyet yang disampaikan oleh mahasiswa. Dalam rilis menampaikan bahwa aggota Polisi memang tidak ucapkan, apalagi ucapakan kebencian memang mereka larang. Lantaran demikian dalam video yang di viralkan di media sosial sangat kentara ucapan monyet tersebut.

Dan Hal yang paling aneh adalah setelah Polda Jatim mengaku tidak ada anggota yang di ucapkan ujaran kebencian terhadap orang Papua, Namun pada tangga 26 Agustus 2019 keluarkan intruksi penyelidikan terhadap oknum yang ucapkan ujaran kebencian. Dalam video yang viral itu, yang teriak laki laki tetapi Polda Jatim  vonis pelaku perempuan.

Baby politics Game atau politik ke kanak Kanakan di permainkan tidak manusiawi dan menunjukan watak penjajah lebih khusus menipu orang Papua demi menjaga dan meloloskan kepentingan Negara bukan untuk menegakan pancasila.

Jokowi pasti tidak umumkan permintaan maaf, apabila sangat sayang dengan masyarakat Papua dan merupakan jalan alternative yang diambilnya untuk kebaikan Bangsa. Jokowi Lontarkan kata permohonan Maaf ini bermotif menindas dan kejahatan rasisme yang tidak terkontrol. Ucapan Jokowi sama halnya meminta maaf kepada Negara Tentangga, karena apabila Papua Indonesia dia Pasti lakukan tindakan persuasif untuk penyelesaian masalah Papua.

Jokowi perintahkan Pasukan Bersenjata Indonesia untuk Amankan Papua, diatas permintaan maaf. Mengapa TNI/POLRI kerahkan ke Papua, sementara Jokowi sudah minta Maaf? Bahasa Jokowi yang memang menunjukan moncong senjata kepada masyarakat Papua tentunya merupakan dalang pembunuhan yang berkepanjangan di Papua. Akibat dari retorika yang menimbukan masalah dan teradi demo damai di Papua dimana-mana guna meminta pemerintah tidak melakukan langkah khusus untuk Papua.

Masyarakat Papua yang tergabung dalam demo, sangat Menuntut Permohonan Maaf Jokowi yang dijawab dengan mengirim Pasukan. Negara tidak mampu menangani persoalan yang sering terjadi tapi anggap persoalan itu biasa. Sehingga Permohonan Maaf Jokowi itu dengan keras menolak dan harus cabut kembali, hal ini disampaikan dalam Demo kedua di Kabupaten Nabire.

Anarkis Bukan Budaya orang Papua

Anarkis merupakan budaya kericuhan yang diakibatkan oleh prilaku menyimpan terhadap suatu persoalan dan pelampiasan emosi yang tidak bisa dikendalikan dengan perilaku pelaku dengan baik. Anarkis bisa menimbulkan banyak korban enta bagunan dan korban jiwa.

Sejak ujaran kebencitan yang diucapkan oleh ORMAS Pemuda Pancasila di Surabaya muncul demontransi di Seuruh kabupaten di Tanah Papua untuk menyampaikan aspirasi yang sering terpendam selama Papua masih dalam kontrak Otonomi Khusus untuk Papua. Hari Pertama demontrasi di Lakukan di Ibu kota Provinsi Papua dan Papua Barat.

Kami (Orang Papua) tidak dihargai di Negara Indonesia, maka kami di Negara Lain masih bisa memerdekakan dan mampu mengangkat kami dari kodrat pendidikan, ekonomi dan lainya. Kami demonstransi  di Setiap Kabupaten itu merupakan tindakan Demo damai. Orang Papua dalam serajah tidak pernah membuat asusila dalam demo yang berujung korban.

Demo yang di Lakukan orang Papua, tentu murni menyuarakan persoalan yang terjadi di daerah Papua dan tidak mungkin melakukan pengrusakan terhadap alat-alat vital Indonesia di Papua. Dan Pula untuk memusuhi Orang Non-Papua yang tinggal di Tanah Papua untuk mencari nafkah.

Aksi demontransi yang dilakukan oleh orang Papua kemudian pada akhir akhir ini telah di manfaatkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Hal ini kita bisa buktikan bahwa di Jayapura adanya pembakaran terhadap kantor Telkom dan pembunuhan orang Non-Papua terhadap orang Papua. Pembakaran kantor tekom adalah bentuk kekecewaan warga non-Papua yang tidak terima Bokirnya internet di Papua.  Dan terjadi anarkis bahkan hingga menimbukan korban meninggal terhadap orang Papua.

Gubernur Papua telah keuarkan Himbauan bahwa “TNI/POLRI tidak seenaknya menangkap masyarakat Papua yang sampaikan aspirasi kepada DPRD dan Pemerintah Provinsi Papua. Karena, Gubernur melihat terjadi kericuhan hingga menimbulkan pembunuhan warga Pendatang Terhadap orang Papua terjadi dimana-mana”.

Demo Damai adalah Budaya Orang Papua yang diajarkan oleh pejuang kemerdekaan Papua pada zaman Belanda. Orang Papua melakukan demo kemerdekaan secara damai diakukan pada Tahun 1961. Orang Papua juga berpengetahuan yang mampu menampaikan aspirasi tanpa kekerasan.

Musuh Orang Papua

Secara jelas orang Papua melawan rasisme bukan dengan kekerasan tetapi orang Papua menjadikan monyet sebagai bangkitnya semangat demo damai menyampaikan aspirasi orang asli Papua. Aspirasi itu menyampaikan dengan aman sementara tidak mengikat peraturan tentang disiplin demo.

Monyet merupakan binatang yang dianggap tidak punya otak untuk kendalikan mana yang baik dan mana yang benar. Sebutan monyet itu orang Indonesia mengklaim bahwa orang Papua sifatnya seperti monyet. Dan bahkan TNI/POLRI menyatakan kerusuhan dan tindakan anarkis di Papua adalah bentuk cerminan dari manusia Monyet di Papua yang miripnya sama dengan Monyet.

Kami nyatakan bahwa monyet orang Papua bukan perilaku monyet yang sering merusaki, membunuh, mencuri dan mengklain tanpa diselesaikan dengan penyelesaian persoalan secara lunak dan secara keluarga. Monyet menyelesaikan persoalan dengan tuntutan mereka kepada pemimpin daerah agar mampu mengambil jalan alternative untuk pemecahan persoalan di Papua.

Klaim TNI/POLRI yang di rilis dalam Kompas Media, Kerusuhan di Jayapura dan Manokwari serta kabupaten lain di Tanah Papua adalah tidak di benarkan. Tentunya bahwa Kerusuhan di akibatkan karena tidak menerima situasi yang terjadi di Jayapura oleh Orang Non-Papua.
Dengan kejadian yang terjadi di Jayapura, Pemabakaran toko dan beberapa Bangunan itu merupakan dalih permainan TNI/POLRI yang mengatasnamakan orang Papua khususnya demonstran. Tentunya ini merupakan scenario politik yang di permainkan aparat keamanan untuk menciptakan konflik Horizontal di Jayapura.

Beberapa kasus penikaman dan kekerasan penyerangan asrama-asrama di Jayapura oleh masyarakat non-Papua dan beberapa kelompok  serta suku suku dari luar Papua adalah scenario politik TNI/POLRI guna memperburuksituasi Demo damai orang ASLI Papua di Jayapura.

Kami orang Papua nyatakan Demo damai  bukan ciptakan Konflik Horizontal di Papua.  Demonstran tidak untuk melawan masyarakat Non-Papua dan Pengusaha kaki Lima   tetapi untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Papua kepada pemerintah Propinsi Papua.

Dengan demikian, Anarkis, kericuhan dan tindakan kekerasan terjadi selama demonstransi damai orang Papua, tentunya merupakan scenario politik untuk memperburuk nama dan mengalihkan isu dan scenario aparat kemanan untuk menangkap sejumlah yang dianggap secara tidak benar mereka pembuat anarkis.

Penulis adalah Mahasiswa Papua Kuliah di Uswim 

Monday, September 2, 2019

Murni Pelanggaran HAM, 8 Orang Tertembak : Pihak Polisi Stop Periksa Korban Rujukan RSUD Paniai



By: Marxism Douw

Korban tewas tertembak di Kabupaten Deiyai adalah murni Pelanggaran HAM berat. Penembakan terhadap masyarakat sipil yang sedang melangsungkan aksi demo damai dari kantor bupati untuk melanjutkan  aksi sebelumnya.

Aksi itu di Lanjutkan dari aksi sebelumnya 27 Agustus 2019, karena mereka belum mendapatkan, merestui dan menandatangani sepucuk surat yang di tulis oleh demonstran yang berisi tentang pernyataan sikat tentang. 1. Menolak rasisme, 2. Pulangkan Mahasiswa Papua luar Papua dan 3. Hak Menentukan Nasib sendiri Bagi Bangsa Papua.

Berdasarkan Informasi Demonstran Markus Bobi yang melarikan diri dari Kasus Penembakan itu, Menyatakan bahwa “Sejak kami masuk di Depan Kantor Bupati untuk menyampaikan aspirasi yang kami, namun hal ini dikabulkan dengan hujan peluruh, dan kami tidak lakukan demo dan sempat berakihr”.

Sama juga Bahwa Geri Badi mengatakan  bahwa, “kantor Bupati dan beberapa perkantoran milik pemerintah Kabupaten Deiyai di Kuasai Polisi dan TNI, kaget ketika kantor bupati juga di kuasai TNI dan POLRI. Hingga melepaskan peluruh panas milik TNI dan POLRI”.
Sedikitnya, di Kantor Kabupaten Deiyai terjadi penembakan terhadap mayarakat sipil dan mengakibatkan 8 orang tewas tertembak dan Puluhan Lainya Luka berat serta luka ringan. Dalam List Korban RSUD Madi mengumumkan korban rawat di Rumah sakit 28 orang dan rawat inap di keuarga sendiri yang masih di klarifikasi.

TNI DAN Polisi dahulu menembak masyarakat sipil yang sedang aksi demontransi, Karena masyarakat tidak terima sempat panah beberapa polisi dan TNI yang jaga di dekatnya. Banyaknya 1 orang meninggal dan 3 orang Luka Ringan di Pihak TNI dan Polri.

Berdasarkan Pasal 47 PERKAPOLRI 8/2009  ayat 2 bagian f disebutkan bahwa “senjata api bagi petugas hanya boleh digunakan untuk Menangani situasi yang membahayakan jiwa, dimana Langkah-langkah lebih lunak tidak Cukup.  Begitupun juga pengunaan Panah oleh orang Mee, mereka tak bisa panah apabila tidak ada yang di serang enta itu serangga dan senjata Api.

TNI  dan POLRI tidak melakukan langkah-langkah yang lunak untuk aksi demo yang di Kantor Kabupaten Deiyai. Mereka yang melakukan  penembakan tanpa memakai cara manusiawi dan pendekatan. Karena masyarakat sipil lepaskan Panah setelah Mereka di Hujani Peluruh Panas. Sehingga 1 orang TNI tewas dan 8 orang masyarakat Sipil meninggal serta puluhan lainya luka Luka.

Berdasarkan itu, Letak kesalahan dan oknum terjadinya penembakan di Deiyai adalah TNI dan POLRI, dan dianggap insiden itu adalah Pelanggaran HAM berat. Lalu mengapa adanya intruksi tentang pemeriksaan kepada korban yang di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Paniai.

Mereka Juga adalah Korban dari penembakan yang diakukan oleh Milter di Deiyai.  Korban di Rumah sakit itu adalah bukti bahwa Negara tidak menjamin keadilan dalam menegakan hokum.  Kondisi pasien di rumah sakit sangat tidak memungkinkan mereka keluar di luar Ruangan.

Hal ini disampaikan juga oleh Pastor Santon Tekege bahwa “informasi korban luka yang dirawat di RSUD Paniai ini di Pindahkan POLRES Paniai di Madi. Ini tindakan yang tidak bisa di benarkan karena kondisi mereka Luka Beragam”.( Jubi.com/31/2019)


Oleh karena itu, penembakan di Kabupaten Deiyai adalah insiden Pelanggara HAM Berat. Maka dengan itu, Kapolsek, Dandim dan Bupati Kabupaten Deiyai serta jajarannya, segera cari Pelaku penembak dan pelaku terjadinya Ricuh Bukan menetapkan korban tertembak dan pemukualan luka di RSUD Paniai sebagai pelaku ricuh dan penembak. Mereka adalah demonstran Damai bukan penembak, pembuat onar dan rincuh.

Penulis adalah Mahasiswa kuliah di Uswim Nabire

Friday, July 5, 2019

Bagimu Dogiyai FC, Jiwa Raga Kami

Oleh:  Moses  Douw

Dogiyai FC adalah jiwa dan raga bagi kami yang mencintai bukan hanya sekedar hobi, namun mencintai karena anggrek hitam turut melengapi hiasan bagi suku MEE, melalui berbagai karya karya kerajinan tangan serta warna anggrek hitam sebagai warna abadi kearifan lokal Dogiyai.
Jiwa yang mampu membangunkan semangat, kebanggaan, perasaan, talenta, hobi serta mengembangkan potensi orang asli Dogiyai, untuk meluruskan mimpi-mimpi indah. Kemudian mempertunjukan kepada dunia bahwa Raga dalam Dogiyai FC mampu mencetak pemain dan sporter yang berkompeten.
Club Terbaru dari Kabupaten Dogiyai ini telah merebut nama baik dan menarik perhatian bagi penggemar sepak bola. Sebab, sepata kata menyatakan bahwa “sepak bola menyatukan kita”, dalam pandangan ini olahraga selalu terdepan dalam membawa nama baik Kabupten Dogiyai.
Masyarakat dan sporter kini membanggakan dengan Anggrek Hitam yang sebagai simbol kejayaan dalam pertandingan. Artinya Anggrek Hitam akan mewarnai tribun untuk selalu mendukung Club Idolanya.
Umur yang baru ini, berdatangan pula dukungan spoter dari luar Dogiyai yakni Lahir Besar Dogiyai yang berdomisili di Pulau Lain. Salah satunya adalah Suku Jawa yang besar di Dogiyai di Pulau Jawa. Mereka tak tenang Dogiyai FC harus berkompetisi di laga tinggkat 1 dan 2. Sebagai unjuk perasaan mereka sebagai lahir besar Dogiyai yang berdomisili luar Papua.
Dogiyai FC hadir tak mungkin menjadi perioritas pemerintah daerah dan pengembangan Persatuan Sepak Bola Indonesia, melainkan mengkhususkan untuk membangun persatuan dalam dukungan, dorongan dan pengembangan. Dukungan yang tak ada batas demi Anggrek Hitam yang hiasi suruh sudut kehidupan orang Mee.
Dukungan terhadap Club Terbaru ini bermunculan dimana mana tidak mempersoalkan berapa banyak yang kita harus buat. Bukan pula melihat anggota pendukung, kompetensi dan banyak orangnya. Tapi mencintai karena, alur kebersamaan, napas, jiwa dan raga terhadap sang Anggrek Hitam.
Saat orang Mee hidup, memanfaatkan alam dan tumbuhanya, anggrek adalah warna idaman yang dimilikinya. Anggrek mampu warnai Koteka, Noken (agiya/dokena), busur, topi, dan karya kerajinan tangan lainya. Maka kita harus bersyukur anggrek akan ikut mewarnai dan anyam indah bersama Dogiyai FC.
Yang perlu kita bangga, anggrek hitam sudah lama hidup bersama kami orang Mee mewarnai kisah perjalanan hidup orang Mee dengan berbagai makna pemakaian anggrek hitam. Anggrek hitam di lingkar di ujung busur agar busur itu tetap kuat dan beracun agar busur itu mampu mematikan lawan dan objek panahan.
Semangat Anggrek Hitam siap menganyam semangat Sporter, Sponsor, dan  Dogiyai FC untuk melumpuhkan lawan.  Maka, kecintaan masyarakat Dogiyai (Mee) akan tim yang kita  klaim sebagai miliknya ini. Bagi kami pecinta bola Anggrek Hitam adalah sebutan bagi Dogiyai FC bukan hanya sekedar aksioma retoris, tapi janji bagi sebuah kehormatan dan kasih sayang.
Dogiyai FC benar benar Jiwa dan Raga suku MEE dapat di ajarkan dengan semangat Anggrek Hitam sebagai warna abadi. Masyarakat, alam, pemerintah dan sporter tetap dukung dengan tidak membedakan kesesama club untuk menjawab “Sepakbola mungkin tidak bisa menjelaskan semuanya, tapi bisa dipakai sebagai titik berangkat untuk memahami pergeseran budaya, perekonomian global, dan masalah keagamaan”.

Siap Isi Stadion Dengan Noken Anggrek dan Koteka Moge

Dogiyai  FC bukan tim yang besar yang di segani dan di cintai oleh ribuan orang. Hari ini membuat sejarah club ini bisa menyatukan orang Noken, Koteka bersama merajut semangat untuk teteap mendukung anggrek Hitam.
Semangat Anggrek Hitam mekarkan warna abadi di liga di Indonesia, Dogiyai FC memang belum pernah menjadi juara di ajang apapun dan belum ada ajang pertandingan fanatik. Namun yang menarik, meskipun Dogiyai FC baru, Pecinta Bola asal Dogiyai selalu setia pada Anggrek Hitam ini. Kami mampu mendirikan komunitas pendukung.
Mecky salah satu pemuda saat Penulis bertemu di Moane, dia berkata: “Kalo Dogiyai pu Club ini main di liga 2 atau 1 saya pake koteka lengkap baru turun nonton nanti. Dulu juga saya pikir begitu. Saya akan buat lagu-lagu bahasa Mee sebagai nyanyian dukungan. Kalo kita pu daerah juga masuk sampe liga 1 begitu itu saya tetap korbankan apa saja. Saya ini paling suka bola jadi.” Ungkapnya saat cerita-cerita seputar Sepak Bola Kabupaten Dogiyai.
Dalam dukungan sepak bola banyak permusuhan dan marahan. Kami yakin ada bahasa kasar dan tidak sopan terhadap supporter Anggrek Hitam yang mengenakan pakaian adat koteka, namun Fanatisme terhadap Klub terbaik etnis Anggrek Hitam akan mewarnai stadion dalam setiap pertandingan. Sebagai warna abadi dan sang Terbaik bersama memajukan sepak Bola dan pola hidup orang Mee
Pecinta sepak bola Dogiyai mampu mencipatakan suasana tenang, permusuahan antara supporter adalah hal yang biasa namun tak akan cipatakan kekerasan, sebaiknya menciptakan kebersamaan dalam mendukung club idamannya.
Dogiyai FC Ciptakan Cinta Tanah Air

Club yang terbaru ini, kini trending topic di Kabupaten Dogiyai. Masyarakat dan pecinta sepak bola di Dogiyai dan beberapa kabupaten tetangga lainya selalu menceritakan bahwa Sepak Bola di Meepagoo akan bangkit berdasarkan perjalanan sejarah pada masa Belanda.
Anggrek Hitam sebagai Julukan Club sepak Bola Dogiyai, mampu membangkitkan semangat rajut Noken, Rajut busur, Koteka, Moge, dan karya kerajinan tangan yang lainya. Julukan ini mempengaruhi masyarakat akar rumput untuk bangkit tetap cinta terhadap apa yang kita miliki.
Nasionalisme dan Fanatisme yang terbentuk melaui julukan Anggrek Hitam dapat disebabkan oleh dua hal, dari dua sisi berbeda yaitu timbulnya lokalisasi (kedaerahan),  hasil ekstraksi Budaya dan Ekonomi.  Busur dan Noken tanpa Anggrek Hitam khas orang Mee bagaikan Dogiyai FC tanpa Pemain dan sporter tanpa club.
Noken anggrek dan koteka sebagai hasil karsa dan cipta orang Mee di Kabupaten Dogiyai siap digunakan dalam pertandingan dengan secankir kopi moane juga akan menemani sporter alam menguatkan badan tetap eksis menyanyikan alunan lagu Dogiyai FC yang  merupakan sebuah identitas dan bentuk lokalisasi (kedaerahan) yang menciptakan ikatan antara pendukung dengan tim kesayangannya.

Oleh karena itu, kenyataannya bagi orang Mee, Dogiyai FC (anggrek hitam) adalah harga diri orang. Harga diri yang patut dipertahankan. Karena mempertahankannya adalah perjamuan sejati yang mencinta untuk kalah dan menangnya.


Saturday, September 9, 2017

Menjadi Mahasiswa Kritis dengan Organisasi

Oleh: Moses Douw
Mahasiswa pada dasarnya, mereka yang belajar dan duduk di bangku perkuliaan di suatu perguruaan tinggi tertentu. Mahasiswa yang memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan proses belajarnya dalam kampus dan juga luar kampus. Mahasiswa aktif selalu pada prinsip dan membagi waktu dalam berorgansiasi di mana saja dalam waktu tertentu.

Organisasi mahasiswa secara umum adalah wadah yang memotori mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang maupun ideologi. Ideology dalam organsiasi tak sama dengan ideologi mahasiswa dan organisasi lainya. Secara definisi organisasi mahasiswa di kategorikan kedalam dua yakni organsiasi Internal kampus dan organsiasi Eksternal Kampus.

Ketika seorang masuk dalam arena kampus kita di perkenankan untuk masuk dalam organisasi Internal yakni, organsisi Jurusan atau HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) dan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dan pula, ketika kita keluar dari Kampus akan kita di perkenankan untuk gabung dalam arena organisasi daerah dan organisasi perjuangan. Organisasi daerah ini berpusat di dalam sebuah paguyuban dan organisasi perjungan berdominasi dalam kampus dan daerah. Dalam hal ini, organisasi daerah adalah organisasi dari kabupaten kota masing-masing.

Dengan demikian, organisai-organisasi ini di bentuk untuk membentuk karakter mahasiswa dalam berorganisasi, membentuk karekter pemimpin, karakter pengkonsep, karakter pembiacara (retorika) dan lainya. Sehingga organisasi mahasiswa patut untuk mengedepankan dalam proses belajar.

Mahasiswa Papua kini banyak menduduki seluruh dunia khususnya di Indonesia, secara tak langsung beberapa organisasi di Indonsia sudah diduduki oleh orang Papua. Namun, di belakangan ini mahasiswa Papua sangat apatis dengan Organisasi yang ada di sekeliling kota studinya. Mahasiswa Papua mulai memunculkan apatisme mereka dengan organisasi daerah, Organisasi Kampus dan Organisasi Perjuangan. 

Organisasi Internal Kampus, Organisasi dalam ruang lingkup kampus sangat banyak namun hingga kini berjalan di setiap kampus yakni, UKM dan HMJ. Adanya kedua organisasi ini sangat jelas, hadir untuk mendukung dan menggali potensi yang di miliki oleh mahasiswa. Lebih lagi, organsiasi ini lebihnya untuk mengembangkan dan mendukung aktivitas selama kuliah di perguruan tertentu. 

Organisasi ini menghadirkan jiwa untuk berlajar lebih tekad dan mendukung semangat untuk kuliah, hal ini lebih baik lagi ketika di ikuti lebih dari 1 organsiasi internal kampus. Untuk mendukung proses belajar dan mengangkat potensi yang di miliki oleh seseorang. Sehingga mahasiswa di anjurkan untuk bergabung dan belajar di dalamnya.

Mengapa Organisasi Internal? Tentunya karena pendidikan itu proses. Dalam arti lain bahwa Manusia lahir langsung besar namun di lahirkan bayi dan akan di besarkan dengan ASI seorang ibu. Begitu pun juga seorang mahasiswa. Mahasiswa harus bergabung dalam sebuah UKM atau HMJ di kampus untuk untuk belajar proses pendidikan di Kampus bersama senioritas dan lainya. Sebab, Pengetahuan belum pernah datang dengan sendirinya. 

Organsiasi Eksternal Kampus, Tak Sebanding apa yang kita bayar dan kita pikirkan di Kampus. Pada umumnya pembayaran di kampus hanya untuk mendapatkan fasilitas, Sarana dan prasarana serta teori yang setiap mahasiswa mendapatkan di setiap kampus. Selain itu mahasiswa hanya menikmati perpustakaan dan gedung kampus untuk mendapatkan Ijazah atau gelar sarjana.

Mumpung saya bertanya kepada Senior saya tahun 2013, “Apa penting apabila saya ikut organsiasi Eksternal kampus?” Jawab seorang senior itu kepada saya “ Sebagai teori tetaplah akan kita dapatkan di Kampus di setiap Hari Namun harus bergabung organisasi Eksternal Kampus sebagai awal mempraktekan pengetahuan dan teori yang kita belajar dalam proses belajar di kampus.”

Semakin sadar ternyata organsasi mahasiswa di luar kampus sangatlah kompleks dan sangat kritis terhadap gejala sosial dan mempertemukan berbagai ide dan pendapat dari berbagai latar belakang.  Hal ini, secara sederhana membentuk watak orang yang berorganisasi menjadi sarjana yang berintelektual.

Sangat jelas bahwa, mahasiswa berjiwa kritis belum pernah lahir dari dalam kampus. Secara sederhana manusia sebagai makhluk social perlu membutuhkan  teman dalam organisasi memperkaya ilmu dan teori untuk membentuk jiwa Kritis.

Menjadi Mahasiswa Kritis, Seiring dengan perkembangan jaman pada masa kini mahasiswa tidak hanya tinggal dalam kandang kampus, Kos dan Kios alias 3K. Mahasiswa juga tidak hanya menjagokan diri dalam kelas di kampus namun mahasiswa juga dipanggil menjadi seorang yang reaksioner. Reaksioner mahasiswa dalam sebuah gejala atau masalah sosial.

Menjadi mahasiswa kritis tak semudah apa yang kita pikirkan, sehingga banyak orang mengatakan bahwa “membutuhkan proses yang lama.” Termasuk didalamnya, seorang mahasiswa mampu menyesuaikan diri dengan alam lingkungan organsiasi dengan Ideologi seorang mahasiswa tekad sebanding semangat untuk berorganisasi.

Secara organsiasi, indikator mahasiswa menjadi kritis ada pada organisasi eksternal kampus dan ideologi seorang mahasiswa untuk bertahan dalam organsiasi serta peduli terhadap gejala sosial, patologi sosial, dan bentuk semangat yang tinggi. 

Mengapa, Ideologi menjadi Indikator? Sebagai mahasiswa secara tak langsung merupakan investor dari dalam keluarganya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa mahasiswa lepas dari orang tuanya atau keluarganya adalah bentuk kemandirian.  Di kala demikian akan bentuk ideology dan kemandirian dalam berbagai aktifitas. 

Membentuk kemandirian dan Ideologi seorang mahasiswa adalah wajib dari setiap mahasiswa. Termasuk didalamnya arahnya mahasiswa ingin membawa diri kemana? Apakah Menanamkan Ideolgi berwisata, berorgansiasi dan lainya? Oleh karena tak bisa mendirikan ideology diri, sehingga banyak mahasiswa yang berantakan, tidak jelas dan ikut-ikutan. Tindakan dan sikap ikut-ikutan menjadi dasar menjadi mahasiswa yang tidak jelas, yang hanya berharap ijazah. 

Membentuk diri menjadi seorang kritis tak hanya Ideologi diri, namun Ideologi Organsiasi yang menjadi tolak ukur. Organisasi yang kita ikut pun harus realistis dan bisa mendorong seorang mahasiswa dalam arena yang bisa menjadi intelektual yang hebat. 

Organisasi yang kini kita, kenal di seluruh Indonesia yang bisa mewadahi seorang mahasiswa menjadi mahasiswa kritis (kritis terhdap masalah, gejolak sosial, politik, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, perikanan, pertahanan, pendidikan, kehutanan dan lainya) seperti: AMP (Aliansi Mahasiswa Papua), GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), FMN (Front Mahasiswa Nasional), PMKRI (Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia), SIEMPRE (Serikat Pembebasan Pembebasan), KPO-PRP, LBH (Lembaga Bantuan Hukum) dan lainya.

Organisasi seperti demikian membawa mahasiswa menjadi kritis dengan mampu menjadi agen bagi perubahan (agen of  change). Sebab, mahasiswa yang menjadi perubahan di daerah semakin berkurang secara kulitas dan kuantitas. Namun, banyak memunculkan agen bagi pembawa masalah di seluruh tanah air, lebih khususnya di daerahnya

Kritis untuk Perubahan Daerah

Mahasiswa merupakan agen dan investasi dari daerah dan juga negara, yang pada dasarnya membekali diri selama sekolah dan kuliah untuk mempersiapkan pejuang mudah dan penerus bangsa dan daerah tertentu di Indonesia. 

Seiring dengan perkembangan di negeri ini, membuat Tanah dan air serta segala isisnya menjadi buruan manusia. Penghuni bumi ini telah perburuk dengan kegiatan manusia yang pada umumnya hanya untuk merusak dan menghilangkan tatanan budaya hidup yang baik. Tak hanya demikian di daerah-daerah terpencil seperti di Papua sangat banyak masalah yang terjadi di sana. Enta masalah internal maupun eksternal, yang kini mengadapi adalah keberadaan orang Papua dan non-Papua menjadi persaingan (politik, ekonomi, sosial dan lainya).

Posisi mahasiswa yang tergabung dalam organsaisi, berperang penting dalam organsiasi untuk memceritakan dan mendiskusikan masalah atau persolan mendasar yang terjadi di daerah agar menjadi topik terpenting dalam mengangkat masalah di daerah. Namun, mahasiswa mengangkat masalah yang terjadi di daerah dalam forum.

Dari pelbagai unsur Organisasi eksternal kampus dan gerakan gerakan mahasiswa sangat mengangkat dan mengkritik dan melakukan reaksi terhadap masalah yang di ciptakan negara dan kelompok elit terntentu hanya untuk menguntungkan kaum berkelas dan berkelompok secara diferensiasi sosial.

Oleh Sebab itu, dengan menyimak tulisan diatas ini, mahasiswa hadir untuk membawa terang bagi masyarakat, yang selama ini mahasiswa hanya melakukan aktifitas yang kurang jelas dan hanya berfoya-foya, berwisata, hiburan dan lainaya. Sehingga dengan itu, mahasiswa hadir untuk merubah, mahasiswa hadir untuk menyuarakan, mahasiswa hadir untuk penerus bangsa, mahasiswa hadir untuk menjadi agen daerah, mahasiswa hadir untuk melanjutkan kekhasan daerah dan mengangkat harkat dan martabat daerah tanah air.

Dengan demikian, mahasiswa adalah kaum muda yang terpelajar atau terdidik yang merupakan investasi bangsa pada masa yang akan datang. Namun, sangat langkah menemukan mahasiswa berwatak kritis terhadap masalah dan mendobrak ketidakadilan pemerintah terhadap rakyatnya. Sehingga mahasiswa harus merupakan ideology diri untuk membentuk diri dalam organisasi yang ber-ideologi yang bisa membangun seorang mahasiswa menjadi kritis.


Penulis adalah Mahasiswa kuliah di APMD Yogyakarta


Tuesday, November 3, 2015

Orang Papua: Mau jadi Presiden dan Menteri Harus Ciptakan Negara

 Oleh: Moses Douw

Kami tak ingin Membagun Indonesia dari Desa
Tetapi kami Ingin Indonesia yang harus Bangun Desa di Papua   

Moses Douw
Indonesia merupakan bentuk negaranya kesatuan atau presidential. Presidential  adalah negara yang di selenggarakan oleh pemerintah pusat adalah yang tertinggi. Negeri yang beribu Pulau ini, setiap daerah harus di atur oleh pemerintah pusat. Indonesia tidak seperti negara federal yang pemerintahannya diatur secara mandiri.

    Beberapa waktu yang lalu Indonesia telah menyaksikan pesta demokrasi atau pemilihan presiden yang ke-7. Namun, pesta demokrasi ini dipermalukan dengan berbagai masalah yang sangat menglobal, seperti berbagai gugatan pemilihan presiden meskipin itu di pilih langsung oleh rakyat dan dari rakyat secara demokrasi. Pada akhirnya dalam proses demokrasi ini di menangkan oleh kubu Jokowi-JK. Sebelum presiden indonesia yang ke-7 di lantik, ada beberapa kegiatan yang harus dan patut di selesaikan sebelumnya. Melalui terpilihnya Jokowi-JK sebagai presiden republik Indonesia ke-7, masa periode 2014-2019. Sebelum dari pada itu Presiden terpilih Jokowi-JK melakukan penyiapkan atau melengkapi struktur pemerintahan seperti yang saat ini adalah menteri-menteri.

    Dalam badan formatur seleksi menteri atau program seleksi menteri yang sementara ini di usulkan kepada presiden terpilih Program Seleksi Menteri diluncurkan sebagai respons atas terpilihnya Presiden dan Wakil Presiden Indonesia 2014-2019. Melalui program mencoba menyeleksi figur-figur yang layak duduk di kabinet, dan memberikan usulan lembaga-lembaga kementerian yang perlu ada.

    Tetapi pada prosesnya pulau Papua yang besar itu mendapat 1 porsi kursi di Menteri yakni menteri Yohana Susana Yembise adalah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Kerja 2014-2019. Ia menjadi sangat dikenal karena menjadi menteri dan guru besar perempuan pertama dari Papua. Ini yang pertama kali perempuan Papua dan menjadi pertanyaan adalah apakah orang Papua bisa menjadi Presiden?

    Saya bertanya banyak kapan negara ini adil dan demokrasi akan berjalan seimbang? Tidak adil berarti tidak seimbang dalam merekrut, mencalonkan dan mengkaderisasi menjadi orang yang cinta kepada bangsa dan negara. Orang Papua sangat di larang oleh Pempusat dalam mencalonkan diri menjadi pesiden Indonesia! Ada apa di balik semua ini? Negara tak akan lari hilang dari tangan Papua. Sebab tak ada pemberian kepercayaan kepada Orang pinggiran akan menciptakan masalah diatas masalah. Masalah demikian orang Non-Papua bisa calonkan diri di suatu bidang di Papua lalu kenapa sebaliknya?

    Susahnya negara setengah demokrasi ini, tata negara pun tak terara dan tertata. Kian Orang Jawa membuat negara ini menjadi negara Monarki yang bisa calonkan presiden hanya orang jawa itu sendiri. Wah!!!!!!!!. Jawa!!! Aku pikir kamu itu baik hati namun engkau yang galak dalam kehidupan kami bagi orang Papua.

    Mucul 2 kubu yang radikal mempertahankan ideologi masing-masing tak akan ada persatuan antara kita: Indonesia dan  Papua. Indonesia mempertahanka ideologi yang dalamnya memuat mempertahankan  integrasi daerah di Indonesia. Dan Papua juga kuat dalam memepertahankan Ideolgi Papua sebagai bangsa Papua yang di Jajah  Oleh Negara Indonesia lewat berbagai macam cara dan Operasi di Papua.

    Sebagai mempertahankan Ideologi masing-masing Indonesia Juga tak Ingin memberikan Negara ini di pimpin oleh Orang Papua. Dan juga Papua tidak ingin di biarkan  sebab dini hari di birkan oleh Indonesia.  Menganalisa berbagai persoalan Ideologi masing masing kedua Kubu ini. Apa jalan tengah yang harus ambil?

    Jalan tengah yang harus ambil oleh Orang Papua adalah MENCIPTAKAN Negara demi membagun bangsa dan negara Papua tersebut. Sebab semua yang seharusnya tuan rumah miliki diambil oleh Indonesia sebagi Pencuri Liar di malam hari. Termasuk hak untuk hidup di Bumi juga serta mempertahankan Budayanya.

    Ataukah?  Indonesia ingin berikan wewenang yang sepenuhnya untuk mengelola apa yang menjadi hasil bumi dan warisan nenek Moyang mereka atau bentuk negara Indonesia menjadi Federal. Sebab seluruh permasalahan di Mata Indonesia mucul dari masalahketidakadilan dan penindasan oleh penjajah Indonesia.

    Tetapi salah sau hal yang kita ketahui bersama adalah Papua Ingin Merdeka bukan karena meminta keadilan dan damai tetapi karena ideologi orang Papua dan filosofi Orang Papua itu sendiri. Maka, saya bersuara untuk kebaikan Negara dan bangsa kita yang beberapa hari lagi akan berkeping ini.

    Oleh sebab itu, dari pada muncul berbagai masalah yang berkaitan diatas ini atau budak bangsa lain seharusnya harus berpisah. Untuk apa bersatu apabila kedua pihak selalu masalah yang tak ada ujung penyelesaian ini. Sebab mereka juga mempunyai jabatan sebagai Presiden Menteri dan lainya di Tanah yang di wariskan oleh Nenek Moyang mereka  (PAPUA).


Yogyakarta, 28 Oktober 2015

Monday, December 1, 2014

Terimah Kasih Tuhan (Peace Melaneisa Lirik)

Oleh: Moses Douw















Hari berganti, tahun berlalu
Jalani hidup yang berliku ,,berliku
Enata kemana dan tak tahu kemana e
Harup tujuan ....hidup ini
Sungguh tak mampu
Diri ini
Untuk melawan kenyatan ini
Yang membuatku
Smakin jauh
Dari jalanmu
..........

Kini bru
Aku sadari betapa besar cinta mu
Kau angkat aku
Dan penggang tangangku
Kau bawa ku jalan benar 
Kau peluk didriku
kau hibur hatiku
kau berikanku kedamaian

Ohhh trimah kasih tuhan   trimakasihhhhh
Atas kebaikan-mu padaku...
Kau berikan hidup yang baru
Dengan penuh kasih dan cintamu .........cintamu
Kau lah tuhanku
Kaulah rajaku
Kaulah bapaku yang ku sembah 2x       2x

 Fefffff:::::

Sumber:
https://www.facebook.com/groups/195059352971/?fref=ts
https://www.youtube.com/watch?v=zRy3xUnH2cA
http://www.reverbnation.com/peacemelanesianew


Thursday, October 16, 2014

Lagu Kebangsaan Singapura, Majulah Singapura (LIRIK)

Bahasa Indonesia (Melayu)

Majulah Singapura


Mari kita rakyat Singapura
Sama-sama menuju bahagia
Cita-cita kita yang mulia
Berjaya Singapura
Marilah kita bersatu
Dengan semangat yang baru
Semua kita berseru
Majulah Singapura
Majulah Singapura

In English

Onward Singapore


Come, fellow Singaporeans
Let us progress towards happiness together
May our noble aspiration bring
Singapore success
Come, let us unite
In a new spirit
Let our voices soar as one
Onward Singapore
Onward Singapore

Source: https://www.youtube.com/watch?v=Fdb_O91d92M

Watching here:




Lagu Kebangsaan Timor Leste, Patria (Lirik)

 










Bahasa Timor-Leste

PATRIA

Pátria, pátria, Timor-Leste nossa nação.
Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação.
          Pátria, pátria, Timor-Leste nossa nação.
          Glória ao povo e aos heróis da nossa libertação.
Vencemos o colonialismo.
Gritamos: abaixo o imperialismo.
Terra livre, povo livre,
não, não, não à exploração.
          Avante, unidos, firmes e decididos.
Na luta contra o imperialismo,
o inimigo dos povos,
até à vitória final,
pelo caminho da revolução!


Bahasa Indonesia

Tanah air, tanah air, Timor Leste bangsa kita
Kemuliaan bagi rakyat dan pahlawan kemerdekaan kami
          Tanah air, tanah air, Timor Leste bangsa kita
          Kemuliaan bagi rakyat dan pahlawan kemerdekaan kami
Kita taklukkan kolonialisme
Kita berseru: turun dengan imperialisme!
Tanah bebas, rakyat bebas
Tidak, tidak, tidak untuk dieksploitasi
          Mari kita maju, bersatu, teguh dan bertekad
Dalam perjuangan melawan imperialisme
Musuh para rakyat
Hingga kemenangan akhir
Majulah kepada revolusi

source: http://www.youtube.com/watch?v=Y5IAGjRbTI8

Whatching More: 


Thursday, October 9, 2014

Lagu Kebangsaan West Papua, Hai tanah ku Papua (lirik)



Oleh: Moses Douw

Hai tanah ku Papua,
Kau tanah lahirku,
Ku kasih akan dikau
sehingga ajalku.

Kukasih pasir putih
Dipantaimu senang
Dimana Lautan biru
Berkilat dalam terang.

Kukasih gunung-gunung
Besar mulialah
Dan awan yang melayang
Keliling puncaknja.

Kukasih dikau tanah
Yang dengan buahmu
Membayar kerajinan
Dan pekerjaanku.

Kukasih bunyi ombak
Yang pukul pantaimu
Nyanyian yang selalu
Senangkan hatiku.

Kukasih hutan-hutan
Selimut tanahku
Kusuka mengembara
Dibawah naungmu.

Syukur bagimu, Tuhan,
Kau berikan tanahku
Beri aku rajin djuga
Sampaikan maksudMu.

watching here


 
source: http://phaul-heger.blogspot.com/2012/02/lagu-kebangsaan-hai-tanahku-papua.html

Thursday, October 2, 2014

Lagu Kebangsaan Vanuatu (lirik)



Oleh:Moses Douw

Yumi, Yumi, Yumi i glat blong talem se,
Yumi, Yumi, Yumi i man blong Vanuatu!

God i givim ples ia long yumi,
Yumi glat tumas long hem,

Yumi strong moyumi fri long hem,
Yumi brata evriwan!
Yumi, Yumi, Yumi, Yumi i glat blong talem se,
Yumi, Yumi, Yumi i man blong Vanuatu!

Plante fasin blong bifo i stap,
Plante fasin blong tedei,
Be yumi i olsem wan nomo,
Hemia fasin blong yumi!
Yumi, Yumi, Yumi, Yumi i glat blong talem se,
Yumi, Yumi, Yumi i man blong Vanuatu!

Yumi save plante wok i stap,
Long ol aelan blong yumi,
God i help em yumi evriwan,
Hemi papa blong yumi,
Yumi, Yumi, Yumi i glat blong talem se,
Yumi, Yumi, Yumi i man blong Vanuatu!


Whatching here:

 


 source: https://www.youtube.com/watch?v=2wVHk48HiP8

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW