BREAKING
Stop Kekerasan di Papua Barat

Monday, June 23, 2014

Jalan Tanpa Alas Kaki di DAIWATIYA, AGADIDE, PANIAI, PAPUA



OLEH: MOSES DOUW 
 Semenjak duduk dibangku SD (sekolah dasar) ada sejarah yang dicacat. Ketika SD kelas 4-6 ibuku selalu mengajak saya untuk pergi ke sekolah dengan tidak mengenakan alas kaki. Setiap pagi aku dibangunkan oleh orang tuaku terutama ibuku yang selalu mendampingi hidupku dari kecil hingga sekarang. Saat bangun terdengar kicau burung nuri.
Akupun segar bangkit karena terlalu senang mendengar kicau burung nuri. Sebelum aku meninggalkan tempat tidurku, aku selalu berdoa untuk hidupku dan hidup keluargaku sendiri. Adapun, ajakan dari teman untuk ke sekolah biasanya pada pukul 05.15. Kami harus menempuh 4 kilometer dalam 1 jam.
Kami tidak menggunakan alas kaki. Di tengah jalan begitu banyak halangan yang kami selalu hadapi. Misalnya, pecek, lumpur, banjir, hujan dan lain-lain. Meskipun, begitu banyak halangan yang menghadang kami di tengah jalan, kami selalu berjuang untuk hadir di sekolah.
Kami tetap hadir di sekolah kami kecuali saat banjir. Disamping itu, bila ada perahu jonson yang bisa menghantar kami,   kami naik perahu jongson. Kadang aku tidak ke sekolah ketika banjir terlalu besar dan begitu deras.
Di sekolahku pasti mereka dikasih izin ketika banjir terlalu besar dan terlalu deras kecuali, banjir kecil-kecilan seperti, kali kecil yang bermuarah di kali induk yang besar yang selalu banjir. Nama kali besar tersebut adalah Kali Aga.
Karena burung-burung juga menyambut hari yang baru, burung juga selalu mencari makan di pohon-pohon yang ditepi jalan. Kadang kami bawa kartapel dan senapan untuk menembak burung di tengah jalan.
Biasanya kami selalu mendapatkan uang hasil buruan di tengah jalan menuju ke sekolah. Burung-burung yang terdapat disana beraneka ragam, mulai dari cendrawasih hingga pipit dan nuri kecil.
Nama SD-ku yaitu SD YPPK Komopa, Agadide, Paniai, Papua. Kami kadang dihukum oleh guruku karena terlambat. Karena kami selalu terlambat Kepala Distrik Kab. Paniai, Papua memberikan bantuan berupa alas kaki sbb, sepatu lumpur, sepatu sekolah dan sandal. Bantuan ini di beri proposal oleh kepala sekolah kami. Bantuan yang diberikan itu juga kami menggunakan dalam beberapa bulan saja. Di karenakan, barang tersebut hilang dan robek dan putus tali sendalnya.
Meskipun begitu banyak hambatan aku tetap ke sekolah guna mencapai cita-citaku dan saya lulus dari SD YPPK Komopa Kab. Paniai,Papua.
THE END

TENTANG ""

Mosesdouw.blogspot.com adalah website privat Moses Douw yang memuat berbagai tulisan. Apabila perbanyak atau copas tulisan dalam website ini, tolong sertakan alamat lengkap. Terima Kasih

1 comment:

  1. Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 30 jt namun hasilnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Sulardi MM yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Drs.Sulardi MM Hp:085395881177 Wassalm Darna Sanusi.

    ReplyDelete

 
Copyright © 2013 Menongko I Ekspresi Hati
Design by MOSES | DOUW