Semenjak duduk dibangku SD
(sekolah dasar) ada sejarah yang dicacat. Ketika SD kelas 4-6 ibuku selalu
mengajak saya untuk pergi ke sekolah dengan tidak mengenakan alas kaki. Setiap
pagi aku dibangunkan oleh orang tuaku terutama ibuku yang selalu mendampingi
hidupku dari kecil hingga sekarang. Saat bangun terdengar kicau burung nuri.
Akupun segar bangkit karena
terlalu senang mendengar kicau burung nuri. Sebelum aku meninggalkan tempat
tidurku, aku selalu berdoa untuk hidupku dan hidup keluargaku sendiri. Adapun,
ajakan dari teman untuk ke sekolah biasanya pada pukul 05.15. Kami harus
menempuh 4 kilometer dalam 1 jam.
Kami tidak menggunakan alas
kaki. Di tengah jalan begitu banyak halangan yang kami selalu hadapi. Misalnya,
pecek, lumpur, banjir, hujan dan lain-lain. Meskipun, begitu banyak halangan
yang menghadang kami di tengah jalan, kami selalu berjuang untuk hadir di
sekolah.
Kami tetap hadir di sekolah kami
kecuali saat banjir. Disamping itu, bila ada perahu jonson yang bisa menghantar
kami, kami naik perahu jongson. Kadang
aku tidak ke sekolah ketika banjir terlalu besar dan begitu deras.
Di sekolahku pasti mereka
dikasih izin ketika banjir terlalu besar dan terlalu deras kecuali, banjir
kecil-kecilan seperti, kali kecil yang bermuarah di kali induk yang besar yang
selalu banjir. Nama kali besar tersebut adalah Kali Aga.
Karena burung-burung juga
menyambut hari yang baru, burung juga selalu mencari makan di pohon-pohon yang
ditepi jalan. Kadang kami bawa kartapel dan senapan untuk menembak burung di
tengah jalan.
Biasanya kami selalu mendapatkan
uang hasil buruan di tengah jalan menuju ke sekolah. Burung-burung yang
terdapat disana beraneka ragam, mulai dari cendrawasih hingga pipit dan nuri
kecil.
Nama SD-ku yaitu SD YPPK Komopa,
Agadide, Paniai, Papua. Kami kadang dihukum oleh guruku karena terlambat.
Karena kami selalu terlambat Kepala Distrik Kab. Paniai, Papua memberikan
bantuan berupa alas kaki sbb, sepatu lumpur, sepatu sekolah dan sandal. Bantuan
ini di beri proposal oleh kepala sekolah kami. Bantuan yang diberikan itu juga
kami menggunakan dalam beberapa bulan saja. Di karenakan, barang tersebut
hilang dan robek dan putus tali sendalnya.
Meskipun begitu banyak hambatan
aku tetap ke sekolah guna mencapai cita-citaku dan saya lulus dari SD YPPK
Komopa Kab. Paniai,Papua.
THE
END
Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda, Bahwa dulunya saya ini cuma seorang Honorer di sekolah dasar jawa timur, Sudah 9 tahun saya jadi tenaga honor belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 4 kali mengikuti ujian, dan membayar 30 jt namun hasilnya nol uang pun tidak kembali bahkan saya sempat putus asah,namun teman saya memberikan no tlp Bpk Drs Sulardi MM yang bekerja di BKN pusat yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya, saya pun coba menghubungi beliau dan beliau menyuruh saya mengirim berkas saya melalui email, alhamdulillah SK saya akhirnya keluar, itu adalah kisa nyata dari saya, jika anda ingin seperti saya Hubungi saja Bpk Drs.Sulardi MM Hp:085395881177 Wassalm Darna Sanusi.
ReplyDelete